Showing posts with label PERKULIAHAN PGSD. Show all posts
Showing posts with label PERKULIAHAN PGSD. Show all posts

Makalah Teori Konstruktivisme

 Makalah Teori Konstruktivisme

Satu pandangan baru tentang ilmu pengetahuan dan cara bagaimana manusia memperoleh  ilmu pengetahuan telah mula menarik perhatian para pendidik seluruh dunia. Pandangan baru ini menganggap murid bukan hanya menerima pengetahuan secara pasif dari gurunya tetapi membina pengetahuannya melalui interaksi dengan sekitarnya. Pandangan ini dikenali sebagai Konstruktivisme. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang berakar dari teori pembelajaran khususnya teori pembelajaran konstruktivis. Menurut McBrien & Brandt,1997 (dalam Sharifah, 2001) menyatakan bahwa “Constructivism is an approach to teaching based on research about how people learn.  Many researchers say that each individual constructs knowledge rather than receiving it from others.” Yang artinya adalah Konstruktivisme adalah sebuah pendekatan untuk mengajar berdasarkan penelitian tentang bagaimana orang belajar. Banyak peneliti mengatakan bahwa setiap individu membangun pengetahuan daripada menerima dari orang lain. 

Suparno (1997) Konstuktivisme beranggapan bahwa pengetahuan adalah konstruksi manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuan mereka melalui interasi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Seatu pengetahuan bisa dianggap benar bila pengetahuan itu dapat dipergunakan untuk menghadapi dan memecahkan persoalan atau fenomena yang sesuai. Bagi konstruktivisme, pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seseorang kepada yang lain, tetapi harus diinteraksikan sendiri oleh masing-masing orang. 

Sejalan dengan itu menurut Briner, M (dalam Sharifah, 2001) berpendapat bahwa They are constructing their own knowledge by testing ideas and approaches based on their prior knowledge and experience, applying these to a new situation and integrating the new knowledge gained with pre-existing intellectual constructs. Yang artianya Mereka membangun pengetahuan mereka sendiri dengan menguji ide dan pendekatan yang didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman, menerapkan ini untuk situasi baru dan mengintegrasikan pengetahuan baru yang diperoleh dengan konstruksi intelektual sudah ada. 

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa konstuktivisme adalah bagaimana siswa memperoleh pengetahuan sendiri atau pendekatan berdasarkan pengetahuan melalui interasi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan siswa. 

Teori pembelajaran  konstruktivis merupakan pandangan yang lahir dari dari Pieget dan Vygotsky yang menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu konsep ketidakseimbangan dalam memahami informasi-informasi baru. Teori konstruktivisme menekankan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi atau pengetahuannya yang kompleks, mengecek informasi atau pengetahuan baru tersebut dengan informasi atau pengetahuan yang telah diperolehnya dan merevisinya apabila informasi atau pengetahuan itu tidak lagi sesuai. Pieget dan Vygotsky juga menekankan adanya hakekat sosial dari belajar dan keduanya menyarankan untuk menggunakan kelompok belajar dengan kemampuan anggota kelompok yang berbeda-beda untuk mengupayakan perubahan konseptual. Untuk itu agar peserta didik benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. 

Pandangan antara teori Jean Piaget dan Vygotsky menurut Santrock (dalam Suprijono, 2009: 34) sebagai berikut :


Tabel 01. Pandangan teori Jean Piaget dan Vygotsky

Topik Jean Piaget Vygotsky

Kontek Sosiokultural Sedikit penekanan Penekanan kuat

Konstruktivisme Konstruktivis kognitif Konstuktivis sosial

Tahapan Penekanan perkembangan kognitif (sensorimotor, praooprasional, oprasional konkrit, dan operasional formal) Kurang menekankan perkembangan kognitif

Proses Konstruksi Sekemata, asimilasi, akomodasi, equilibrium Zo-ped, bahasa, dialog adalah alat dari kultur

Peran Bahasa Perkembangan kognitif menentukan bahasa Bahasa memainkan peranan kuat dalam membentuk pemikiran

Peran Pendidikan Pendidikan memperbaiki keterampilan kognitif peserta didik Pendidikan memaikan peran senteral, membantu peserta didik mempelajari alat-alat kultur.

Implikasi Pengajaran Guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk menemukan pengeahuan Guru sebagai fasilitator dan pembimbing peserta didik untuk belajar bersama guru, teman, dan para ahli.


Tekanan utama teori konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada siswa/subjek didik dalam proses pembelajaran dari pada guru atau instruktur. Cara mengajar guru sangat dipengaruhi oleh pemahaman tentang pembelajaran. Selama ini prinsif-prinsif Pembelajaran tradisional amat mendominasi pemahaman guru. Cara mengajar guru telah lebih lama terpola dalam pemikiran Pembelajaran tradisional. Mendekonstruksi mindset guru dari cara-cara mengajar berbasis konstruktivisme tentu bukan persoalan gampang bagi guru. Analis komparatif terhadap keduanya kiranya dapat membantu upaya pendekonstruksian tersebut. 

Brooks dan brooks (dalam Suprijono,2009) memberikan perbandingan menarik antara kelas konstruktivisme dan tradisional sebagai berikut.


Tabel 02. Perbandingan kelas Konsturuktifisme dan tradisional

KONSTRUKTIVISME TRADISIONAL

Kegiatan belajar berstandar pada materi hands-on Kegiatan belajar berstandar pada tex- books

Presentasi materi dimulai dengan keseluruhan kemudian pindah ke bagian-bagian Presentasi materi dimulai dengan bagian-bagian, kemudian pindah ke seluruhan

Menekankan pad aide-ide besar Menekankan keterampilan-keterampilan dasar

Guru mengikuti pertanyaan peserta didik Guru mengikuti kurikulum yang pasti

Guru menyiapkan belajar di mana peserta didik dapat menemukan pengetahuan. Guru mempresentasikan informasi kepada peserta didik

Guru berusaha membuat peserta didik mengungkapkan sudut pandang dan pemahaman mereka dapat memahami pembelajaran mereka. Guru berusaha membantu peserta didik memberikan jawaban yang benar.

Assesmen diintegrasikan dengan belajar mengajar melalui portofolio dan observasi Assesmen adalah kegiatan tersendiri dan terjadi melalui testing.


Ada ciri-ciri pembelajaran secara konstruktivisme menurut Asrori (2007) adalah sebagai berikut.

a) Menekankan pada proses belajar, bukan proses mengajar.

b) Mendorong terjadinya kemandirian dan inisiatif belajar pada siswa.

c) Memandang siswa menjadi pencipta kemauan dan tujuan yang ingin dicapai.

d) Berpandangan bahwa belajar merupakan suatu proses, bukan menentukan proses.

e) Mendorong siswa mampu melakukan pendidikan.

f) Menghargai peranan pengalaman kritis dalam belajar.

g) Mendorongberkembangnya rasa ingin tahu secara alami pada siswa.

h) Penilaian belajar lebih menekankan pada kinerja dan pemahaman siswa.

i) Mendasarkan proses belajarnya pada prinsip-prinsip teori kognitif.

j) Banyak menggunakan teknologi kognitif untuk menjelaskan proses pembelajaran

k) Menekankan pentingnya “ bagaimana” siswa belajar 

l) mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam dialog atau diskusi dengan siswa lain dan guru.

m) Sangat mendukung terjadinya belajar kooperatif.

n) Melibatkan siswa dalam situasi dunia nyata.

o) Menekankan pentingknya konteks dalam belajar.

p) Memperhatikan keyakinan dan sikap siswa dalam belajar

q) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun pengetahuan dan pemahaman baru yang didasarkan pada pengalaman nyata.

Berdasarkan ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme diatas, berikut ini bagaimana penerapan teori konstruktivisme di kelas.

a) Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalam belajar

Dengan menghargai gagasan-gagasan atau pemikiran siswa serta mendorong siswa berfikir mandiri, berarti guru membantu siswa menemukan identitas dan intelektual mereka. Para siswa yang merumuskan pertanyaan-petanyaan dan kemudian menganalisis serta menjawabnya berarti telah mengembangkan tanggung jawab terhadap proses belajar mereka sendiri serta menjadi “pemecahan masalah” .

b) Guru mengajukan pertanyaan terbuka dan memberikan kesempatan beberapa waktu kepada siswa untuk merespon

Berfikir reflektif memerlukan waktu yang cukup dan seringkali atas dasar gagasan-gagasan dan komentar lain. Cara-cara guru mengajukan pertanyaan dan cara-cara siswa merespon atau menjawabnya akan mendorong siswa mampu membangun keberhasilan dalam melakukan penyelidikan.

c) Mendorong siswa berpikir tingkat tinggi

Guru yang menerapkan proses pembelajaran konstruktivisme akan menantang para siswa untuk mampu menjangkau hal-hal yang berbeda di balik respons-respons factual yang sederhana. Guru mendorong siswa untuk menghitung dan merangkum konsep-konsep melalui analisis, prediksi, justifikasi, dan memperhatikan gagasan-gagasan atau pemikirannya.

d) Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa lain

Dialog dan diskusi yang merupakan interaksi sosial dalam kelas bersifat intensif sangat membantu siswa untuk mampu mengubah atau menguatkan gagasan-gagasannya. Jika mereka memiliki kesempatan untuk mengemukakan apa yang mereka pikirkan dan mendengarkan gagasan-gagasan orang lain, maka mereka akan mampu membangun pengetahuannya sendiri yang didasarkan atas pemahaman mereka sendiri. Jika mereka merasa nyaman dan aman untuk mengemukakan gagasan-gagasannya, maka dialog yang sangat bermakna akan terjadi di kelas.

e) Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya diskusi

Jika diberi kesempatan untuk membuat berbagai macam prediksi, sering kali siswa menghasilkan berbagai hipotesis tentang fenomena alam ini. Guru menerapkan konstruktivisme dalam pembelajaran memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk menguji hipotesis yang mereka buat, terutama melalui diskusi kelompok dan pengalaman nyata.

f) Guru menggunakan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi interaktif

Proses pembelajaran yang menerapkan pendekatan konstruktivisme melibatkan para siswa dalam mengamati dan menganalisis fenomena alam dalam dunia nyata. Kemudian guru membantu para siswa untuk menghasilkan abstraksi atau pemikiran-pemikiran tentang fenomena-fenomena alam tersebut secara bersama-sama.(dalam Asrori, 2007).

Menurut Sharifah (2001) pada pemebalajaran secara konstruktivisme memiliki keunggulan atau kelebihan diannya yaitu :

a) Berfikir

Dalam proses membangun pengetahuan baru, murid akan berpikir untuk memecahkan masalah, menghasilkan ide, dan membuat keputusan yang bijak dalam menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan. Sebagai misalnya, ini dapat dicapai melalui kegiatan penelitian dan investigasi seperti mengidentifikasi masalah, mengumpulkan informasi, memproses data, membuat interpretasi dan kesimpulan.

b) Mengerti 

Pemahaman murid tentang sesuatu konsep dan ide lebih jelas apabila mereka terlibat secara langsung dalam konstruksi pengetahuan baru. Seorang murid yang memahami apa yang dipelajari akan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang aru dalam kehidupan dan situasi baru.

c) Ingat 

Setelah memahami sesuatu konsep, murid akan dapat mengingat lebih lama konsep tersebut karena mereka terlibat secara aktif dalam mengaitkan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang ada untuk membangun pengetahuan baru.

d) Yakin

Murid yang belajar secara konstruktivisme diberi kesempatan untuk membangun sendiri pemahaman mereka tentang sesuatu. Ini membuat mereka lebih yakin kepada diri sendiri dan berani menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasi baru

e) Keterampilan sosial

Murid yang berkemahiran sosial boleh bekerjasama dengan orang lain dalam menghadapi sebarang cabaran dan masalah. Kemahiran sosial ini diperoleh apabila murid berinteraksi dengan rakan-rakan dan guru dalam membina pengetahuan mereka.

f) Menyenangkan 

Dalam pembelajaran secara konstruktivisme, murid membangun sendiri pengetahuan, konsep dan ide secara aktif. Ini membuat mereka lebih mengerti, lebih yakin dan lebih menyenangkan untuk terus belajar sepanjang hayat meskipun menghadapi berbagai kemungkinan dan tantangan.

Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.

Jangan lupa follow blog kami "sumayasadumedukasi.blogspot.com" dan kunjungi kanal youtube kami "Sumayasa Dum Edukasi"

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.

Makalah Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Makalah Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Secara umum, tugas pembelajaran matematika disekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika. Menurut Depdiknas (2001:9), kopetensi atau kemampuan umumnya pembelajaran matematika di sekolah dasar sebagai berikut:

  1. Melakukan operasi hitung penjumlahan, pengukuran, perkalian, pembagian beserta operasi campurannya, termasuk yang melibatkan pecahan.
  2. Menentukan sifat dan unsure berbagai bangunan datar dan bangunan ruang sederhana, termasuk, terrmaksud sudut, keliling, luas dan Volume.
  3. Menentukan sifat simetri, kesebangunan, dan sistem kordinat.
  4. Menggunakan pengukuran: satuan, kesetaraan antar satuan, dan penaksiran pengukuran.
  5. Menentuakan dan menafsirkan data sederhana, seperti ukuran tinggi, rendah, rata-rata, modus, pengumpulan, dan menyajikan.
  6. Memecahkan masalah, melakukan penalaran, dan mengomunikasi gagasan secara matematika.

Secara khusus, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar, sebagaimana yang disajikan oleh Depdiknas, sebagai berikut :

  • Memahami konsep matematika, menjelasakan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma.
  • Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
  • Memecahkan masalah meliputi kemampuan memahami masalah. Merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
  • Engomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram atau media yang lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.
  • Memilih sikap mengghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran mata pelajaran matematika tersebut, seorang guru dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, mengembangkan pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-bagan pelajaran mulai suatu proses belajar dan mengkonstruksinya dalam ingatan yang sewaktu waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Dengan demikian agar pembelajaran matematika memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan, mengembangkan pengetahuannya. maka dalam penelitian ini akan mengungkap salah satu pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan adalah pembelajaran berbasis masalah berbantuan Hands on.

Terimakasih telah berkunjung dan membaca artikel ini, Semoga bermanfaat.

Jangan lupa follow blog kami "sumayasadumedukasi.blogspot.com" dan kunjungi kanal youtube kami "Sumayasa Dum Edukasi"

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.



Kekurangan dan kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Kekurangan dan kelebihan Teori Belajar Sosial Albert Bandura

Ada beberapa kelemahan dan kelebihan Teori belajar sosial Albert Bandura yaitu sebagai berikut:

  1. Kelemahan

Teori pembelajaran Sosial Bandura sangat sesuai jika diklasifikasikan dalam teori behavioristik. Ini karena, teknik pemodelan Albert Bandura adalah mengenai peniruan tingkah laku dan adakalanya cara peniruan tersebut memerlukan pengulangan dalam mendalami sesuatu yang ditiru. Selain itu juga, jika manusia belajar atau membentuk tingkah lakunya dengan hanya melalui peniruan ( modeling ), sudah pasti terdapat sebagian individu yang menggunakan teknik peniruan ini juga akan meniru tingkah laku yang negative, termasuk perlakuan yang tidak diterima dalam masyarakat.

  1. Kelebihan

Teori Albert Bandura lebih lengkap dibandingkan teori belajar sebelumnya , karena itu menekankan bahwa lingkungan dan perilaku seseorang dihubungkan melalui system kognitif orang tersebut. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata – mata reflex atas stimulus ( S-R bond), melainkan juga akibat reaksi yang timbul akibat interaksi antara lingkungan dengan kognitif manusia itu sendiri. Pendekatan teori belajar sosial lebih ditekankan pada perlunya conditioning ( pembiasan merespon ) dan imitation ( peniruan ). Selain itu pendekatan belajar sosial menekankan pentingnya penelitian empiris dalam mempelajari perkembangan anak – anak. Penelitian ini berfokus pada proses yang menjelaskan perkembangan anak – anak, faktor social dan kognitif.

 

2.5    Implikasi dalam Pendidikan

Berdasarkan Teori Pembelajaran Sosial yang dipelopori oleh Albert Bandura, pemerhati akan meniru setiap tingkah laku 'model' sekiranya tingkah laku model tersebut mempunyai ciri-ciri seperti bakat, kecerdasan, kuasa, kecantikan atau pun populariti yang diminati oleh pemerhati.

Sudah tentu, sebagai seorang guru, kita sewajarnya turut mempunyai sedikit/sebanyak mengenai ciri-ciri yang disebutkan di atas. Secara tidak langsung berkait rapat terhadap proses pengajaran dan pembelajaran.

Antara implikasi yang berkait rapat dengan Teori Pembelajaran Sosial terhadap pengajaran dan pembelajaran yang pertama ialah sebagai seorang guru, amat penting bagi kita memberi setiap orang murid peluang untuk memerhati dan mencontohi berbagai jenis model yang menunjukkan tingkah laku yang diingini.

Sebagai guru perlu memastikan dan berusaha menyediakan persekitaran sosial yang kondusif agar modeling boleh berlaku. Perkara seperti memberi insentif, pengukuhan dan sokongan moral seharusnya diberi kepada murid-murid secara terus menerus bagi menggalakkan berlakunya tingkah laku yang baik dalam kalangan murid-murid pada masa kini.

Selain itu, persembahan pengajaran seseorang guru seharusnya tersusun dan dapat menarik minat dan perhatian murid-murid serta seharusnya dapat dijadikan model untuk diikuti oleh mereka.

Guru mestilah senantiasa  mahir dalam komunikasi agar setiap kali sesi demonstrasi pembelajaran di dalam kelas jelas, dapat dipahami dan dapat diikuti oleh murid dengan mudah dan tepat. Contohnya, jika guru mengajar cara-cara untuk menghasilkan lukisan, guru mestilah menerangkan dahulu langkah-langkahnya agar ia dapat diikuti oleh murid secara mudah.

 

2.6    Keyakinan Akan Kemampuan Diri dan Kemampuan Mengatur Diri

Keyakinan akan kemampuan diri atau self-efficacy adalah konsep utama yang besar pengaruhnya terhadap perilaku. Secara teknis hal ini didefinisikan sebagai, penilaian seseorang terhadap kemampuan diri sendiri dalam mengatur dan melaksanakan suatu seri tindakan yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil kerja yang telah ditentuknn sebelumnya (Bandura, 1986). Dengan perkataan lain, ini adalah keyakinan pribadi seseorang akan seberapa besar kemungkinan dirinya akan berhasil, berdasarkan keyakinan akan kemampuan dirinya, dalam mengatasi situasi yang sulit, seperti tes, wawancara, kontes, mengajar sebuah kelas, atau dalam pertemuan keluarga. Keyakinan akan kemampuan diri ini bukan merupakan factor dari keterampilan seseorang, tetapi nterarpakan penilaian yang dibuat orang tersebut mengenai apa yang dapat dilakukannya dengan keterampilan yang dimilikinya itu. Self-efficacy itu merupakan rasa percaya akan kemampuan diri untuk mengatasi kesulitan agar tetap unggul dalam berbagai situasi.

Makalah Pemanfaatan Peta Buta Sebagai Media Dalam Pembelajaran IPS // Perkuliahan PGSD

Makalah  Pemanfaatan Peta Buta Sebagai Media Dalam Pembelajaran IPS // Perkuliahan PGSD

2.3 Sejarah Peta Buta
Banyak siswa mengalami kesulitan belajar dan me-“memorize” letak, wilayah, kenampakan alam/buatan, ibu-kota/kota, batas-batas negara dll. pada peta. Menghafal dalam bentuk deretan tulisan pada buku pegangan siswa, tidak membantu “mendaratkan” pemahaman siswa pada pengetahuannya mengenai mapping. Atlas, Globe, Peta topic tertentu memang membantu, namun untuk membantu menguatkan memory siswa atas fakta-fakta yang berkenaan dengan peta tetap harus dibantu dengan peta buta.

Peta buta adalah sebuah peta gambar dunia, negara atau wilayah tertentu yang tidak disertai dengan tulisan keterangan nama-nama daerahnya. Anak-anak sekolah biasanya mempelajari peta buta pada pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ips) atau geografi. Selain peta buta, para siswa siswi sekolah pun dibekali dengan pelajaran tentang peta umum seperti cara membaca peta yang benar, cara membuat peta yang baik, arah mata angin, dan lain-lain.

2.4 Unsur-unsur Yang Terdapat Pada Peta Buta
Seperti halnya dengan peta lain, peta buta juga memiliki beberapa unsur syarat yaitu:
1)conform, yaitu bentuk dari sebuah peta yang digambar serta harus seban memiliki berapa unsur syarat gun dengan keadaan asli atau sebenarnya di wilayah asal atau di lapangan.
2)Equidistance, yaitu jarak di peta jika dikalikan dengan skala yang telah di tentukan sesuai dengan jarak di lapangan.
3)Equivalent, yaitu daerah atau bidang yang digambar di peta setalah dihitung dengan skalanya, akan sama dengan keadaan yang ada di lapangan.

2.5Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta
Beberapa Manfaat Mempelajari Pelajaran Peta Buta di Sekolah :
1)Melatih daya ingat anak-anak dari melihat suatu bentuk gambar
2)Mengatahui letak kota-kota di indonesia sehingga tahu jika mau ke suatu kota harus lewat kota apa saja
3)Bisa menyadari betapa pentingnya kemampuan membaca peta dalam mencari keberadaan suatu tempat
4)Mengetahui hal apa saja yang menarik, khas, atau yang penting untuk diketahui dari suatu tempat
5)Memahami betapa luasnya wilayah negara kita dan juga dunia

2.6 Pemanfaatan Peta Buta Sebagai Media Dalam Pembelajaran IPS
Pemanfaatan peta buta sebagai media dalam pembelajaran IPS dapat memiliputi materi pengenalan umum daerah-daerah yang ada di Indonesia. Pada mulanya siswa diajak untuk melihat wilayah Indonesia dalam atlas masing-masing, setelah itu media yang di gunakan siswa adalah buku IPS SD tentang pengenalan wilayah Indonesia. kemudian guru mengeluarkan peta buta sebagai media belajar yang utama dalam proses pembelajaran ini.
Siswa akan di ajak berinteraksi tentang apa yang akan ditunjukkan oleh guru saat itu dan siswa akan di ajak untuk mengingat letak wilayah-wilayah Indonesia dalam peta, setelah suatu wilayah di jawab maka, guru akan menerangkan profil umum yang terdapat dalam wilayah tersebut. Penjelasan yang akan dibahas oleh guru adalah tentang keadaan goegrafis, SDA, jumlah propinsi, dan ibu kotanya

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya...  Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!! 


Chanel Youtube >>> Sumayasa Dum Edukasi 

MAKALAH PERKEMBANGAN PETA // PERKULIAHAN PGSD

MAKALAH PERKEMBANGAN PETA // PERKULIAHAN PGSD



1.Periode Awal
Pemetaan (Kartografi) merupakan ilmu dan seni dalam pembuatan peta. Pertama kali, peta dibuat oleh bangsa Babilonia berupa lempengan berbentuk tablet dari tanah liat sekitar 2300 S.M. Pemetaan dijaman Yunani Kuno sangat maju pesat. Pada saat itu, Konsep dari Aristoteles bahwa bumi berbentuk bola bundar telah dikenal oleh para ahli filsafat (sekitar 350 S.M.) dan mendapat kesepakatan dari semua ahli bumi. Pemetaan di  Yunani dan Roma mencapai kejayaannya oleh Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar 85 – 165 M). Peta dunia yang dihasilkannya menggambarkan dunia lama dengan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60° Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S). Dia menulis sebuah karya besar Guide to Geography (Geographike Hyphygesis). Dengan meninggalkan karangan yang dijadikan sebagai acuan ilmu Geografi yang mendunia sejak jaman kebangkitannya.
2.Periode Pertengahan.
Sepanjang periode pertengahan, Peta-peta wilayah Eropa didominasi dengan cara pandang agama, yang dikenal dengan peta T-O. Pada bentuk beta seperti ini, Jerusalem dilukiskan di tengah-tengah sebelah timur yang diorientasikan menuju bagian atas peta. Penjelajahan Bangsa Viking pada abad 12 di Utara Atlantic, secara perlahan menyatukan pemahaman mengenai bumi. Sementara itu, ilmu kartografi terus berkembang dengan lebih praktis dan realistic di wilayah Arab, termasuk daerah Mediterania. Tentu saja, cara pembuatan peta masih dilukis dengan tangan, dimana penyebarannya masih sangat dibatasi.
3.Periode Kejayaan
Penemuan alat cetak pembuat peta semakin banyak tersedia pada abad 15. Peta pada mulanya dicetak menggunakan papan kayu yang sudah diukir berupa peta. Percetakan dengan menggunakan lempeng tembaga yang diukir muncul pada abad 16 dan tetap menjadi standar pembuatan peta hingga teknik fotografis dikembangkan. Kemajuan utama dalam pembuatan peta mendapat perhatian sepanjang masa eksplorasi pada abad 15 dan 16. Para Pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari dunia baru. Gerardus Mercator dari Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16. Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian dikembangkan.
4.Periode Modern
Peta terus berkembang pada abad 17, 18 dan 19 secara lebih akurat dan nyata dengan menggunakan metode-metode yang ilmiah. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS) muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta. Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi. Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna, sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi (Nyerges 1993).

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya...  Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!! 

Makalah Pengertian Peta

Makalah Pengertian Peta


Chanel Youtube >>> Sumayasa Dum Edukasi
 
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.

Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut atlas.

Peta juga dapat diartikan sebagi penggambaran secara grafis atau bentuk skala (perbandingan) dari konsep mengenai bumi. Hal ini berarti bahwa peta merupakan alat untuk menyampaikan informasi mengenai ilmu bumi. Peta merupakan media yang universal untuk komunikasi sehingga dapat mudah dipahami dan dimengerti oleh setiap orang dengan mengabaikan budaya dan bahasa. Sebuah peta merupakan kumpulan gagasan, penggambaran tunggal, konsep-konsep mengenai ilmu bumi yang secara terus menerus mengalami perubahan (Merriam, 1996). Seperti apa peta dahulu diketahui, pengetahuan dasar mengenai peta sama seperti halnya filosofi. Yang mana sering terdapat perbedaan dengan pemetaan modern. Peta adalah alat yang digunakan oleh ilmuwan mencurahkan ide-ide dan menyampaikannya untuk generasi masa depan.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya...  Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!! 

Chanel Youtube >>> Sumayasa Dum Edukasi

MAKALAH PEMANFAATAN PETA BUTA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PENGENALAN WILAYAH INDONESIA DI SD





Oleh:

Ni Made Desy Ratnayanti    (1211031215)
Gede Yoga Hermawan    (1211031223)
Nyoman Dewi Septiani    (1211031231)
Arifa Mardyastuti    (1211031259)
I Wayan Heri  Sumayasa  (1211031287)
I Gede Dharma Putra    (1211031305)
Ni Made Sri Ayu Lestari    (1211031341)
Kelas/Semester: G/III


JURUSAN PENDIDIKAN GURU  SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2013

1.1 Latar Belakang
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti ”Tengah”, ”Perantara”, atau ”Pengantar”. Dalam bahasa arab ”Media” adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.

Pada kelas-kelas klasik kita sulit sekali menjumpai pembelajaran yang antusias, pembelajaran hanya dengan media yang sangat terbatas dari papan tulis ke papan tulis setiap hari. Hal ini tentu menjadi proses pembelajaran tidak menemukan makna dan terkesan hambar sehingga siswa menjadi bosan, lesu, mengantuk. Siswa tidak dilibatkan dan hanya guru saja sebagai pelaku tunggal kegiatan pembelajaran, akhirnya siswa tetap tidak bisa dan guru saja yang dapat mengerjakan sesuatu yang diajarkan pada saat itu.

Media merupakan nafas dalam setiap pembelajaran dengan media maka proses pembelajaran menjadi hidup, berkembang dan menyenangkan, model pembelajaran dan media yang mampu memancing siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kelas dengan guru yang inovatif dengan media yang berganti dari satu hari ke hari yang lain dari satu materi ke materi yang lain.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1)Apa yang dimaksud dengan Peta Buta ?
2)Bagaimana perkembangan peta?
3)Bagaimana sejarah Peta Buta?
4)Apa unsur-unsur yang terdapat pada Peta Buta ?
5)Apa manfaat mempelajari peta buta?
6)Bagaimana cara pemanfaatan Peta Buta sebagi media dalam pembelajaran IPS ?

1.3 Tujuaan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1)Mengetahui apa yang dimaksud dengan Peta Buta !
2)Mengetahui bagaimana perkembangan Peta!
3)Mengetahui bagaimana sejarah Peta Buta!
4)Mengetahui apa unsur-unsur yang terdapat pada Peta Buta !
5)Mengetahui manfaat mempelajari peta buta!
6)Mengetahui bagaimana cara pemanfaatan Peta Buta sebagai media dalam pembelajaran IPS !

1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini  adalah sebagai berikut:
1)Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai calon guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pemanfaatan Peta Buta dalam pembelajaran IPS. Yang nantinya dapat disalurkan kembali kepada siswa.
2)Bagi Masyarakat
Semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat sehubungan dengan pemanfaatan Peta Buta dalam pembelajaran IPS.
3)Bagi Penulis
Melalui makalah ini, penulis dapat menyalurkan dan menuangkan hasil belajarnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PETA
2.2 PERKEMBANGAN PETA 
2.3 SEJARAH PETA BUTA 
2.4 UNSUR-UNSUR PETA BUTA 
2.5 MANFAAT MEMPELAJARI PETA BUTA 
2.6 PEMANFAATAN PETA BUTA DALAM MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK SD 

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya...  Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya.!!! 

Chanel Youtube >>> Sumayasa Dum Edukasi

MAKALAH USAHA MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN DALAM MENUNJANG KEHIDUPAN MANUSIA

MAKALAH USAHA MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN  DALAM MENUNJANG KEHIDUPAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

   Kelestarian lingkungan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap seimbang dan ashri, untuk dapat memenuhi kehidupan manusia secara berkesinambungan.
Namun, dewasa ini banyak orang-orang yang kurang memperhatikan kelestarian lingkungan tersebut, misalnya kebanyakan dari manusia menggunakan kekayaan alam ini melampaui batas, mencemari lingkungan, merusak hutan, dan berbagai kegiatan buruk lainnya.
   Padahal jika dikaji lebih dalam lingkungan merupakan  faktor penunjang utama dalam kehidupan manusia. Lantas apakah yang mengakibatkan manusia kurang memperhatikan lingkungan hidup? Apa dampak positif dan negatif perbuatan manusia terhadap lingkungan hidup? Dan bagaimanakah cara mengatasi permasalahan ini?.
    Oleh karna itu manusia memiliki peran yang sangat tinggi dalam menjaga kelestarian lingkungan dan merupakan hal dasar yang harus di lakukan oleh manusia karna kelestarian lingkungan itu sendiri sangat bergantung dari manusianya, sehingga kita sebagai manusia harus memiliki rencana-rencana yang harus digunakan untuk menjaga kelestarian lingkungan agar mampu menangulangi segala bentuk gejala-gejala yang di hihadapi oleh lingkungan tersebut.
    Sehubungan dengan uraian diatas, maka pada kesempatan ini akan ditulis hal-hal mengenai usaha menjaga kelestarian lingkungan dalam menunjang kehidupan manusia.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Kelestarian Lingkungan
Kelestarian lingkungan sangat sulit untuk di definisikan. Namun, secara garis besar kelestarian lingkungan dapat diuraikan menjadi dua suku kata yaitu kelestarian dan  lingkungan.  Kelestarian merupakan suatu usaha untuk menjaga dan membuat sesuatu lebih bermanfaat atau berguna. Dengan kata lain kelestarian merupakan suatu upaya untuk dapat menjadikan segala potensi sumber daya dapat digunakan secara berkesinambungan dalam memenuhi  kebutuhan hidup. Disisi lain ada pula yang menyatakan bahwa kelestarian merupakan suatu usaha dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Sedangkan lingkungan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berada disekeliling kita baik berupa makhluk hidup atau benda tak hidup yang berpengaruh terhadap kehidupan.

Dengan demikian kelestarian lingkungan merupakan suatu usaha dalam menjaga keseimbangan ekosistem atau segala sesuatu yang berada disekeliling kita baik berupa makhluk hidup atau benda tak hidup, untuk dapat menjadikan segala potensi sumber daya dapat digunakan secara berkesinambungan dalam memenuhi  kebutuhan hidup manusia.

2.2 Pengaruh Perbuatan Manusia Terhadap Kelestarian Lingkungan
Dalam kesehariannya manusia tidaklah lepas dari suatu aktifitas, berbagai aktifitas ini dilakukan manusia dalam menjalankan dan melangsungkan kegiatan hidup. Namun, secara garis besar aktifitas yang dilakukan oleh manusia membawa pengaruh positif dan negatif terhadap kelestarian lingkungan.

1) Dampak positif aktifitas manusia terhadap lingkungan
Berbagai kegiatan manusia yang dapat membawa pengaruh positif terhadap lingkungan, misalnya: Kegiatan bersih-bersih, penghijauan yang dapat menghindarkan kita dari bahaya kesehatan dan mampu menciptakan suasana lingkungan yang lestari. Pelestarian cagar alam alam rangka memelihara keseimbangan ekosistem alam. Tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan, sehingga dapat menunjang kehidupan manusia secara  berkesinambungan.

2) Dampak negatif  aktifitas manusia terhadap lingkungan
Disamping membawa pengaruh positif, aktifitas manusia juga dapat membawa pengaruh negatif. Berikut pengruh negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan di lihat dari beberapa segi.
a) Pencemaran air
Didalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Disamping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri dan masih banyak lainnya lagi.
Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organism yang ada diperairan, penangkapan ikan dengan menggunakan obat, Pemupukan tanah atau sawah atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk keperairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Bahan¬-bahan kimia lain, seperti Pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana).
b) Pencemaran tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi yang diakibatkan oleh penebangan hutan secara liar, galian bahan tambang yang berlebihan, limbah padat yang mencemari tanah yang berasal dari industri, pembuangan sampah yang sembarangan. Hal- hal semacam ini akan mengakibatkan berkurangnya kesuburan dan kualitas tanah
c) Pencemaran udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Misalnya penggunaan teknologi, industri dan kendaraan yang tidak ramah lingkungan seperti  bahan bakar minyak dan batu bara pada kendaraan bermotor dan pabrik menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Selain itu kebakaran hutan yang diakiabatkan oleh ulah manusia juga mengakibatkan naiknya kadar CO2 di udara.

Bentuk pencemaran udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

i. Pencemaran Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk kelingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup termasuk manusia didalamnya. Pencemaran udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S) senyawa nitrogen (NO2), dan  chlorofluorocarbon (CFC). Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara dipermukaaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem penapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak system saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S  dapat bergabung dengan partikel air dan menyebab hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapisan ozon di atmosfer.

ii. Pencemaran Udara Berbentuk Partikel Cair dan Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair dan padat. Pertikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air dan kabut. Kabut dapat mengakibatkan sesak nafas jika terhisap kedalam paaru-paru. Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin.

2.3 Dampak Pencemaran bagi Manusia Secara Global
Misalnya penggunaan teknologi, industri dan kendaraan yang tidak ramah lingkungan seperti  bahan bakar minyak dan batu bara pada kendaraan bermotor dan pabrik menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Selain itu kebakaran hutan yang diakiabatkan oleh ulah manusia juga mengakibatkan naiknya kadar CO2. Gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer bumi. Jika jumlah jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke bumi. Akibanya, suhu dibumi ini menjadi lebih panas. Keadaan ini diebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metana yang berasal  dari pembusukan kotoran hewan.

Efek rumah kaca ini dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik, sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup, terutama manusia.

Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi  secara terus menerus akan mengakibatkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan tumbuhan dan mikro organisme yang hidup didalamnya terganggu dan mati. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan kehidupan manusia.

2.4 Upaya Dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan
Ada berbagai hal yang dapat dilakukan dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Hal-hal tersebut dapat terlihat dalam aspek sebagai berikut.
1) Dari Segi Pemerintah
Pemerintah berkewajiban untuk turut serta dalam upaya pelestarian lingkungan, misalnya melalui kegiatan tanam pohon, menciptakan aturan yang tegas mengenai kelestarian lingkungan, turut mendukung dan memberikan pembiyaan kepada program-program masyarakat dalam upaya menjaga keletarian lingkungan, , memelihara keragaman konservasi yang sudah ada sebelumnya dan penetapan konservasi yang baru, mengikut sertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan, memberikan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan
2) Dari Segi Kehutanan
Upaya pelestarian lingkungan dilihat dari segi kehutanan dapat dilakukan dengan cara hal-hal sebagai berikut: Penebangan pohon dan penanaman kembali agar hutan tetap lestari, melakukan pengawasan yang ketat terhadap penebangan-penebangan liar, dan memberikan sanksi yang berat kepada mereka, memperluas hutan lindung, taman nasional, dan sejenisnya sehingga fungsi hutan sebagai pengatur air, pencegah erosi, pengawetan tanah, tempat perlindungan flora dan fauna dapat tetap terpelihara,penebangan pohon harus dilakukan secara bijaksana. Pohon yang ditebang hendaknya yang besar dan tua agar pohon-pohon yang kecil dapat tumbuh subur kembali, dan melakukan reboisasi (penghijauan).
3) Dari Segi Pertanian
Pelestarian lingkungan dilihat dari segi pertanian dapat dilakukan dengan cara hal-hal sebagai berikut: Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah, menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan pestisida dapat dihindarkan, membuat teras-teras (sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil.
4) Dari Segi Industri
Pelestarian lingkungan dilihat dari segi industri dapat dilakukan dengan cara hal-hal sebagai berikut: Limbah-limbah industri yang akan dibuang ke dalam tanah maupun perairan harus dinetralkan terlebih dahulu sehingga limbah yang dibuang tersebut telah bebas dari bahan-bahan pencemar, Mengurangi pemakaian bahan bakar minyak bumi dengan sumber energi yang lebih ramah lingkungan seperti energi listrik yang dihasilkan PLTA, energi panas bumi, sinar matahari, dan sebagainya, menetapkan kawasan-kawasan industri yang jauh dari permukiman penduduk.
5) Dari Segi Bidang Perairan
Pelestarian lingkungan dilihat dari segi bidang perairan dapat dilakukan dengan cara hal-hal sebagai berikut: Perlu dibuat aturan-aturan yang ketat untuk penggalian pasir di laut sehingga tidak merusak lingkungan perairan laut sekitarnya. Melarang pembuangan limbah rumah tangga, sampah-sampah, dan benda-benda lainnya ke sungai maupun laut karena sungai dan laut bukan tempat pembuangan sampah. Perlu dibuat aturan-aturan penangkapan ikan di sungai/laut seperti larangan penggunaan bom ikan, pemakaian pukat harimau di laut yang dapat menjaring ikan sampai sekecil-kecilnya, dan sebagainya
6) Dari Segi Kelestarian Flora dan Fauna
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai berikut:
a. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk melindungialam hayati.
b. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yangtujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.
c. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi
d. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnyameliputi flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingnkebudayaan dan ilmu pengetahuan

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kelestarian lingkungan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk menjaga lingkungan agar tetap seimbang dan ashri, untuk dapat memenuhi kehidupan manusia secara berkesinambungan. Dengan kata lain kelestarian lingkungan merupakan suatu usaha dalam menjaga keseimbangan ekosistem atau segala sesuatu yang berada disekeliling kita baik berupa makhluk hidup atau benda tak hidup, untuk dapat menjadikan segala potensi sumber daya dapat digunakan secara berkesinambungan dalam memenuhi  kebutuhan hidup manusia. Segala bentuk permasalahan tentang kelestarian lingkungan dapat di tanggulangi dengan menciptakan berbagai bentuk upaya-upaya untuk menangulangi permasalahan lingkungan tersebut
   
3.2 Saran
Dari pembahasan yang dipaparkan diatas dapat bermanfaat bagi pembaca. Sehingga pemanfaatan lingkungan bisa diseimbangkan, dengan demikian kelestarian lingkungan dapat diwujudkan dengan baik dan berjalan lancar. Oleh karena itu, masyarakat harus berfikir kritis untuk menata kehidupan dimasa depan dengan melestarikan lingkungan agar tetap seimbang dan ashri, untuk dapat memenuhi kehidupan manusia secara berkesinambungan.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

PENGARUH PERBUATAN MANUSIA TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN // MATERI KULIAH KONSEP DASAR IPA 2

PENGARUH PERBUATAN MANUSIA TERHADAP KELESTARIAN LINGKUNGAN

Dalam kesehariannya manusia tidaklah lepas dari suatu aktifitas, berbagai aktifitas ini dilakukan manusia dalam menjalankan dan melangsungkan kegiatan hidup. Namun, secara garis besar aktifitas yang dilakukan oleh manusia membawa pengaruh positif dan negatif terhadap kelestarian lingkungan.

1) Dampak positif aktifitas manusia terhadap lingkungan
Berbagai kegiatan manusia yang dapat membawa pengaruh positif terhadap lingkungan, misalnya: Kegiatan bersih-bersih, penghijauan yang dapat menghindarkan kita dari bahaya kesehatan dan mampu menciptakan suasana lingkungan yang lestari. Pelestarian cagar alam alam rangka memelihara keseimbangan ekosistem alam. Tidak menggunakan sumber daya alam secara berlebihan, sehingga dapat menunjang kehidupan manusia secara  berkesinambungan.

2) Dampak negatif  aktifitas manusia terhadap lingkungan
Disamping membawa pengaruh positif, aktifitas manusia juga dapat membawa pengaruh negatif. Berikut pengruh negatif aktivitas manusia terhadap lingkungan di lihat dari beberapa segi.
a) Pencemaran air
Didalam tata kehidupan manusia, air banyak memegang peranan penting antara lain untuk minum, memasak, mencuci dan mandi. Disamping itu air juga banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri dan masih banyak lainnya lagi.  Tindakan manusia dalam pemenuhan kegiatan sehari-hari, secara tidak sengaja telah menambah jumlah bahan anorganik pada perairan dan mencemari air. Misalnya, pembuangan detergen ke perairan dapat berakibat buruk terhadap organism yang ada diperairan, penangkapan ikan dengan menggunakan obat, Pemupukan tanah atau sawah atau ladang dengan pupuk buatan, kemudian masuk keperairan akan menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air yang tidak terkendali yang disebut eutrofikasi atau blooming. Bahan¬-bahan kimia lain, seperti Pestisida atau DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana).
b) Pencemaran tanah
Tanah merupakan tempat hidup berbagai jenis tumbuhan dan makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Kualitas tanah dapat berkurang karena proses erosi yang diakibatkan oleh penebangan hutan secara liar, galian bahan tambang yang berlebihan, limbah padat yang mencemari tanah yang berasal dari industri, pembuangan sampah yang sembarangan. Hal- hal semacam ini akan mengakibatkan berkurangnya kesuburan dan kualitas tanah
c) Pencemaran udara
Udara dikatakan tercemar jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Misalnya penggunaan teknologi, industri dan kendaraan yang tidak ramah lingkungan seperti  bahan bakar minyak dan batu bara pada kendaraan bermotor dan pabrik menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Selain itu kebakaran hutan yang diakiabatkan oleh ulah manusia juga mengakibatkan naiknya kadar CO2 di udara.

Bentuk pencemaran udara bermacam-macam, ada yang berbentuk gas dan ada yang berbentuk partikel cair atau padat.

i. Pencemaran Udara Berbentuk Gas
Beberapa gas dengan jumlah melebihi batas toleransi lingkungan, dan masuk kelingkungan udara, dapat mengganggu kehidupan makhluk hidup termasuk manusia didalamnya. Pencemaran udara yang berbentuk gas adalah karbon monoksida, senyawa belerang (SO2 dan H2S) senyawa nitrogen (NO2), dan  chlorofluorocarbon (CFC). Kadar CO2 yang terlampau tinggi di udara dapat menyebabkan suhu udara dipermukaaan bumi meningkat dan dapat mengganggu sistem penapasan. Kadar gas CO lebih dari 100 ppm di dalam darah dapat merusak system saraf dan dapat menimbulkan kematian. Gas SO2 dan H2S  dapat bergabung dengan partikel air dan menyebab hujan asam. Keracunan NO2 dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, kelumpuhan dan kematian. Sementara itu, CFC dapat menyebabkan rusaknya lapisan ozon di atmosfer.

ii. Pencemaran Udara Berbentuk Partikel Cair dan Padat
Partikel yang mencemari udara terdapat dalam bentuk cair dan padat. Pertikel dalam bentuk cair berupa titik-titik air dan kabut. Kabut dapat mengakibatkan sesak nafas jika terhisap kedalam paaru-paru. Partikel dalam bentuk padat dapat berupa debu atau abu vulkanik. Selain itu, dapat juga berasal dari makhluk hidup, misalnya bakteri, spora, virus, serbuk sari atau serangga-serangga yang telah mati. Partikel-partikel tersebut merupakan sumber penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Partikel yang mencemari udara dapat berasal dari pembakaran bensin.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

RUANG LINGKUP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

Dalam dunia pendidikan tentu kita mengenal mengenai bimbingan konseling, tujuan utama pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar, yaitu untuk membantu siswa agar dapat memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek sosial pribadi, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan lingkungan dan masyarakat, ada beberapa bidang garapan dari bimbingan dan konseling ini, bidang bimbingan yang akan diberikan meliputi tiga bidang garapan. 

Adapun  tiga bidang tersebut, adalah sebagai berikut :
1.    Bimbingan sosial pribadi yang memuat layanan bimbingan yang bersentuhan dengan :
a.    Pemahaman diri
b.    Mengembangkan sikap positif
c.     Membuat pilihan kegaiatan secara sehat
d.    Menghargai orang lain
e.    Mengembangkan rasa tanggungjawab
f.    Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi
g.    Keterampilan menyelesaikan masalah
h.    Membuat keputusan secara baik

2.    Bimbingan pengembangan pendidikan, memuat layanan yang berkenaan dengan :
a.    Belajar yang benar
b.    Menetapkan tujuan dan rencana pendidikan
c.    Mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai dengan bakat dan kemampuannyaKeterampilan untuk menghadapi ujian

3.    Bimbingan pengembangan karier, meliputi :
a.    Mengenali macam-macam dan ciri-ciri berbagai jenis pekerjaan
b.    Menentukan cita-cita dan merencanakan masa depan
c.    Mengeksplorasi arah pekerjaan
d.    Menyesuaikan keterampilan, kemampuan dan minat dengan jenis pekerjaan

Adapun menurut para ahli, layanan Bimbingan dan Konseling meliputi empat bidang garapan, seperti yang dikemukakan oleh Muro dan Kottman (Ahman, 1998;2530) yakni:

1.    Layanan Dasar Bimbingan
Layanan ini bertujuan untuk membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan dasar untuk kehidupannya, dengan muatan materi yakni
a.    Self esteem
b.    Motivasi berprestasi
c.    Keterampilan pengambilan keputusan, merumuskan tujuan dan membuat perencanaan
d.    Keterampilan pemecahan masalah
e.    Kefektifan dalam hubungan antar pribadi
f.    Keterampilan berkomunikasi
g.    Keefektifan dalam memahami lintas budaya
h.    Prilaku yang bertanggungjawab

2.    Layanan responsif
Layanan ini bertujuan untuk mengintervensi masalah-masalah atau kepedulian siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial pribadi dan karier atau masalah perkembangan pendidikan, muatan materinya mencakup :
a.    Kesuksesan akademik
b.    Kenakalan anak
c.    Masalah putus sekolah
d.    Kehadiran
e.    Sikap dan prilaku terhadap sekolah
f.    Hubungannya dengan teman sebaya
g.    Keterampilan studi
h.    Penyesuaian di sekolah baru

3.    Sistem perencanaan individual
Tujuan layanan ini adalah membantu siswa untuk merencanakan, memonitor dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial pribadi oleh dirinya sendiri. Dengan kata lain, melalui sistem perencanaan individual siswa dapat:
a.  Mempersiapkan pendidikan, karir, tujuan sosial pribadi yang didasarkan atas pengetahuan akan dirinya, informasi tentang sekolah, dunia kerja, dan masyarakat.
b.   Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, jangka menengah, dan tujuan jangka panjang.
c.    Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya dalam rangka pencapaian tujuannya
d.    Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya
e.    Mengambil keputusan yang merefleksikan perencanaan dirinya

4.    Sistem pendukung
Komponen sistem pendukung lebih diarahkan kepada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang secara tidak langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup :
a.    Konsultasi dengan guru-guru
b.    Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan upaya-upaya masyarakat
c.    Partisipasi dalam kegiatan sekolah bagi peningkatan perencanaan dan tujuan
d.    Implementasi dan program standarisasi instrumen tes
e.    Kerja sama dalam melaksanakan riset yang relevan
f.   Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran, berdasarkan perspektif siswa

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD


Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelenggaran pelayanan.

2.3.1 Macam – macam prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budaya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya :

a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is for all individuals). Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi focus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negative terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan , dan peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas dan tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagi teamwork terlibat dalam proses bimbingan.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan dapat mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones et.al. (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersiafat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, social, pendidikan, dan pekerjaan.

Biasco (Syamsu, 1998:10) mengidentifikasi lima prinsip bimbingan, yaitu sebagai berikut

a. Bimbingan, baik sebagai konsep maupun proses merupakan bagian integral program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu bimbingan dirancang untuk melayani semua siswa, bukan hanya untuk anak yang berbakat atau yang mempunyai masalah.

b. Program bimbingan akan berlangsung dengan efektif apabila ada upaya kerjasama antarpersonal sekolah, juga dibantu oleh personel dari luar sekolah, seperti orangtua siswa atau para spesialis.

c. Layanan Bimbingan didasarkan kepada asumsi bahwa individu memiliki peluang yang lebih baik untuk berkembang melalui pemberian bantuan yang terencana.

d. Bimbingan berasumsi bahawa individu, termasuk anak-anak memiliki hak untuk menentukan sendiri dalam melakukan pilihan. Pengalaman dalam melakukan pilihan sendiri tersebut berkontribusi kepada perkembangan rasa tanggung jawabnya.

e. Bimbingan ditujukan kepada perkembangan pribadi setiap siswa, baik menyangkut aspek akademik, sosial, pribadi, maupun vokasional.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut : 
a.    BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
b.    BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c.    BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek perkembangan individu.
d.    BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
 a.    BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
 b.    Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.

Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu adalah sebgaai berikut :

a.    BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b.    Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
c.    Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.


Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :
a.    BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
b.    Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.
c.    Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d.    Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak, amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e.    Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti yang dikehendaki.

Dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang ada dapat dikemukakan beberapa prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1.    Bimbingan adalah untuk semua murid
Semua murid pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan jenis dan sifat masalah yang dihadapinya. Berdasar pertimbangan waktu, tempat, tenaga dan dana; banyak sekolah yang membatasi program bimbingan dan konseling untuk membantu murid yang mengalami masalah tertentu saja, seperti potensial putus sekolah, kesulitan dalam belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri di sekolah.

2.    Bimbingan dan konseling melayani murid-murid dari semua usia
Bimbingan dan konseling tidak hanya untuk siswa-siswa tingkat sekolah atau kelas-kelas tertentu saja, tetapi adalah untuk semua siswa mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan jugs orang-orang dewasa. Bimbingan diberikan mulai sejak anak memasuki sekolah dan dilanjutkan terus sambil siswa mengalami tahap-tahap maju di sekolah sampai ia menamatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

3.    Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa
Bimbingan dan konseling terkait dengan pribadi secara keselurruhan dan terarah pada pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, social dan emosional. Manusia pada hakikatnya adalah holistic, tingkah laku dan pertumbuhannya tidak dapat dipenggal-penggal dan dipisahkan.

4.    Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri
Untuk menumbuh kembangkan kemampuan murid dalam menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri perlu dikurangi pendidikan dan pengajaran yang berbentuk “pemberitahuan “ atau “perintah”. Hal ini dapat ditempuh antara lain dengan melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang meminta tentang apa yang akan dilakukannya. Pendidikan dan pengajaran seperti ini memungkinkan berusaha mencari dan menemukan sendiri apa yang patut dilakukanya.

5.    Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerjasama dari murud, orang tua, kepala sekolah, konselor
Hal ini berarti bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak yaitu murid, orang tua, guru, kepala sekolah, konselor dan petugas sekolah lainnya. Tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari pihak yang terkait, pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menjadi mandeg. Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama dari pihak itu, perlu diatur dan ditetapkan peranan dan tanggung jawabnya masing-masing.

6.    Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah program yang memgikutsertakan bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian dari pelayanannya.

7.    Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggung jawabkan kepada individu dan masyarakat.
Prinsip pertanggungjawabkan mengandung pengertian bahwa bimbingan dan konseling, baik pelaksanaan maupun hasilnya, hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kepada individu yang dibimbing itu sendiri dan kepada masyarakat.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

1.    Fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu peserta didik (siswa) agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama). Berdasarkan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.

2.    Fungsi Preventif (pencegahan), yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh peserta didik. Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindarkan diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.

Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat mengarah pada pemenuhan fungsi ini sebagai berikut:
a.    Pemberian orientasi dan informasi, yaitu informasi tentang pendidikan lanjutan, cara-cara belajar yang baik, masalah kehidupan social pribadi, dan praturan-praturan sekolah. . Beberapa masalah yang perlu diinformasikan kepada para siswa dalam rangka mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras, merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex).
b.    Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat dan menunjang, seperti melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang memadai, menciptakan praturan-praturan yang logis dan menyelenggarakan proses belajar-mengajar yang menyenagkan.
c.    kerjasama dengan orang tua murid guna menghasilkan kesepakatan dan kesamaan pandangan serta sikap dalam melaksanakan pendidikan bagi anak-anak mereka.

3.    Fungsi pemecahan (pemberian bantuan), segala upaya telah dilakukan dengan sebaik-baiknya tetapi masih terjadi masalah pada diri siswa, maka dalam hal ini diperlukan adanya upaya pemberian bantuan pemecahan masalah yang disebut fungsi pemecahan atau bantuan. Fungsi pemecahan diperlukan agar masalah-masalah yang dialami siswa dapat teratasi sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar mengajar disekolah. Masalah-masalah yang dialami siswa itu dapat berupa sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar, kesulitan dalam menangkap isi pelajaran, kurang motif dalam belajar, tidak dapat menyesuaikan diri secara baik dengan teman-temannya, masalah kesehatan dan lain-lain. Fungsi pemecahan ini dapat diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis dan sifat dari kesulitan yang dialami oleh siswa.

4.    Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan siswa. Konselor dan personel Sekolah Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan berkesinambungan dalam upaya membantu siswa mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah layanan informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming), home room, dan karyawisata.

5.    Fungsi Perbaikan (Penyembuhan), yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada siswa yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling, dan remedial teaching.

6.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga pendidikan.

7.    Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf,  konselor, dan guru  untuk menyesuaikan  program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan siswa (siswa). Dengan menggunakan informasi yang memadai mengenai siswa, pembimbing/konselor dapat membantu para guru dalam memperlakukan siswa secara tepat, baik dalam memilih dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran, maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan  siswa.

8.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa (siswa) agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

MAKALAH PERKULIAHAN BIMBINGAN KONSELING (BK) // PENGERTIAN KONSELING KELOMPOK // TUJUAN KONSELING KELOMPOK

MAKALAH PERKULIAHAN BIMBINGAN KONSELING (BK) // PENGERTIAN KONSELING KELOMPOK // TUJUAN KONSELING KELOMPOK

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar belakang
Setiap manusia  pasti memiliki masalah dan terkadang masalah itu tidak dapat diselesaikan sendiri. Ini karena manusia diciptakan sebagai mahluk sosial, bukan mahluk individu. Kodrat sebagai mahluk sosial ini membuat manusia tidak dapat membuatnya hidup seorang diri. Manusia akan saling ketergantungan dengan lingkungan sosialnya. Bahkan untuk menghadapi masalah yang tengah membelitnya manusia juga  membutuhkan bantuan orang lain, khususnya ketika mereka merasa masalah tersebut sudah tidak mungkin lagi dihadapi seorang diri. Seseorang akan lebih tegar dalam menghadapi masalah yang dialaminya ketika orang tersebut menyadari jika masalah serupa juga dialami oleh orang lain. Konseling kelompok merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah yang tengan dihadapi seseorang dalam suatu diskusi kelompok. Melalui KOnseling Kelompok ini orang yang bermasalah akan mampu mebuka dirinya untuk membagi masalah yang didapinya dalam diskusi tersebut. Dengan adanya diskusi dalam kelompok, akan timbul pula berbagai solusi-solusi untuk memecahkan masalah yang tengah dihadapi orang tersebut. Orang yang bermasalah akan mengajadi lebih percaya diri untuk menghadapi masalahnya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mencoba membahas tentang “Pengertian Konseling Kelompok, Tujuan dan Proses Konseling Kelompok, serta Perbedaan Konseling Kelompok Menurut Para Ahli”.

1.2    Rumusan Masalah   
Adapun rumusan masalah dari latar belakang di atas adala sebagai berikut:
1.    Apakah pengertian dari konseling kelompok?
2.    Apakah tujuan dari konseling kelompok?
3.    Bagaimanakah proses konseling kelompok?
4.    Apakah perbedaan konseling kelompok menurut para ahli?

1.3    Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Mengetahui pengertian Konseling Kelompok.
2.    Mengetahui tujuan dari konseling kelompok.
3.    Mengetahui proses dari konseling kelompok.
4.    Mengetahui perbedaan pendapat para ahli tentang konseling kelompok.

1.4    Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.    Dapat mengetahui pengertian Konseling Kelompok.
2.    Dapat mengetahui tujuan dari konseling kelompok.
3.    Dapat mengetahui proses dari konseling kelompok.
4.    Dapat mengetahui perbedaan pendapat para ahli tentang konseling kelompok.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1    Pengertian Konseling Kelompok

Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi‐fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung.
Konseling kelompok merupakan suatu proses pertalian pribadi (interpersonal relationship) antara seorang atau beberapa konselor dengan sekelompok konseli yang dalam proses pertalian itu konselor berupaya membantu menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan konseli untuk menghadapi dan mengatasi persoalan atau hal‐hal yang menjadi kepedulian masing‐masing konseli melalui pengembangan pemahaman, sikap, keyakinan, dan perilaku konseli yang tepat dengan cara memanfaatkan suasana kelompok.
Konseling kelompok  berfokus pada usaha membantu konseli dalam melakukan perubahan dengan menaruh perhatian pada perkembangan  dan penyesuaian sehari-hari, misalnya modifikasi tingkah laku, pngembangan ketrampilan hubungan personal, nilai, sikap atau membuat keputusan karier. Gibson dan Mitchell (dalam Latipun : 2008 : 1981)
Konseling kelompok merupakan  salah satu bentuk terapiutik yang berhubungan dengan pemberian bantuan berupa pengalaman penyesuaian dan perkembangan individu. Konseling kelompok saat ini telah diterapkan di berbagai instusi, seperti sekolah, rumah sakit, perusahaan, dan masyarakat luas.
Layanan konseling kelompok pada hakekatnya adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, terpusat pada pikiran dan perilaku yang disadari, dibina dalam suatu kelompok kecil dengan mengungkapkan diri kepada sesama anggota dan konselor, dimana komunikasi antar pribadi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan diri terhadap nilai-nilai kehidupan dan segala tujuan hidup serta untuk belajar perilaku tertentu ke arah yang lebih baik dari sebelumnya .
Layanan konseling kelompok merupakan upaya bantuan untuk dapat memecahkan masalah siswa dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Apabila dinamika kelompok dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok akan saling menolong, menerima, dan berempati dengan tulus. Konseling kelompok merupakan wahana untuk menambah penerimaan diri dan orang lain, menemukan alternatif cara penyelesaian masalah dan mengambil keputusan yang tepat dari konflik yang dialamimya dan untuk meningkatkan tujuan diri, otonomi dan rasa tanggung jawab pada diri sendiri dan orang lain. Dengan  demikian konseling kelompok memberikan kontribusi yang penting dalam meningkatkan penyesuaian diri, apalagi masalah penyesuaian diri merupakan masalah yang banyak dialami oleh siswa sehingga untuk mengefisiensikan waktu konseling kelompok dimungkinkan lebih efektif dibandingkan layanan konseling individual.

2.2    Tujuan Konseling Kelompok

Tujuan layanan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasional. Tujuan teoritis berkaitan dengan tujuan yang secara umum dicapai melalui proses konseling, yaitu penembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan, fungsi masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok agar masalah terselesaikan dengan cepat  melalui bantuan anggota kelompok yang lain (fungsi pemahaman pengembangan, fungsi pencegahan dan fungsi pemecahan masalah). Sedangkan tujuan operasional disesuaikan dengan harapan konseli dan masalah yang dihadapi konseli (latipun, 2008:152).
Selain itu, ada beberapa tujuan konseling kelompok yang diungkapkan oleh para ahli, yaiu sebagai berikut:
1.    Menurut Dewa Ketut Sukardi tujuan konseling kelompok meliputi:
a.    Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak.
b.    Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya.
c.    Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok.
d.    Mengentaskan permasalahan-permasalahan kelompok.
2.    Menurut Prayitno (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
3.    Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
4.    Menurut Winkel (2004:592) tujuan konseling kelompok yaitu:
a.    Masing-masing anggota kelompok memahami dirinya dengan baik dan menemukan dirinya sendiri. Berdasarkan pemahaman diri itu, dia lebih rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dan kepribadiannya.
b.    Para anggota kelompok mengembangkan kemampuan komunikasi satu sama lain sehingga mereka dapat saling memberikan bantuan dalam menyesuaikan tugas-tugas perkembangan yang khas untuk fase perkembangan mereka.
c.    Para anggota kelompok memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan mengarahkan hidupnya sendiri.
d.    Para anggota kelompok menjadi lewbih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih mampu menghayati perasaan orang lain.
e.    Masing-masing anggota kelompok menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka capai yang diwujudkan dalam sikap dan prilaku yang lebih konstruktif.
f.    Para anggota kelompok lebih berani melangkah lebih maju dan menerima resiko yang wajar dalam bertindak, dari pada tinggal dian dan tidak berbuat apa-apa.
g.    Para anggota kelompok lebih menghayati dan menyadari kehidupan manusia sebagai kehidupan yang sesama, dan mengandung tuntutan menerima orang lain dan harapan akan diterima orang lain.

2.3    Proses Konseling kelompok

Proses konseling kelompok merupakan tahapan-tahapan perkembangan ynag di alami oleh kelompok selama menjalani konseling kelompok.
1.    Tahap Permulaan (beginning stage)
Pada tahap permulaan ini konselor perlu mempersiapkan terbentuknya kelompok. Pada tahap ini dilakukan upaya untuk menumbuhkan minat bagi terbentuknya kelompok. Pada pertemuan awal adalah penting bagi konselor untuk membentuk kelompok dan menjelaskan tujuan konseling kelompok dengan istilah yang mudah dipahami oleh siswa yang ada di dalam kelompok. Tahap permulaan juga sering disebut tahap pengenalan, tahap pelibatan diri atau tahap memasukkan diri kedalam kehidupan kelompok, tahap menentukan agenda, tahap menentukan norma kelompok dan tahap penggalian ide dan perasaan. Pada tahap ini umumnya para anggota saling memperkenalkan diri dan mengungkapkan tujuan atau harapan-harapan yang ingin dicapai baik oleh masing-masing, sebagian maupun seluruh anggota.
Pada tahap ini konselor harus berperan aktif, artinya konselor perlu melakukan : 1) penjelasan tentang tujuan kegiatan, 2) penumbuhan rasa saling mengenal antar anggota, 3) pertumbuhan sikap saling mempercayai dan saling menerima, 4) pembahasan tentang tingkah laku dan suasana perasaan dalam kelompok. Setelah pembentukan kelompok kemudian dimulai dengan pertemuan pertama yang disebut peran serta. Disini konselor kelompok perlu melakukan langkah-langkah :
a.    Perkenalan
Konselor memperkenalkan dirinya dan tiap-tiap anggota kelompok. Jika masing-masing anggota kelompok sudah saling mengenal maka yang dilakukan oleh konselor adalah meningkatkan kualitas hubungan antar anggota kelompok.
b.    Pelibatan diri
Konselor menjelaskan pengertian dan tujuan yang ingin dicapai dan menjelaskan cara-cara yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan itu. Konselor menampilkan tingkah laku dan komunikasi yang mengandung unsur-unsur penghormatan kepada orang lain. Konselor juga harus dapat merangsang dan memantapkan keterlibatan anggota kelompok dalam suasana kelompok yang diinginkan dan juga membangkitkan minat-minat dan kebutuhan serta rasa berkepentingan para anggota mengikuti kegiatan kelompok yang sedang mulai digerakkan.
c.    Agenda
Setelah anggota saling mengenal dan melibatkan diri ke dalam kehidupan kelompok, konselor membuka kesempatan bagi mereka untuk menentukan agenda. Agenda adalah tujuan yang akan dicapai di dalam kelompok. Agenda dapat dibagi menjadi dua yaitu agenda jangka pendek dan agenda jangka panjang.
d.    Norma kelompok
Norma kelompok yang perlu ditekankan disini adalah kerahasiaan. Konselor perlu menekankan kepada semua peserta pentingnya pemeliharaan kerahasiaan itu. Mereka harus diingatkan bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam konseling kelompok merupakan rahasia mereka bersama sebagai kelompok. Apa yang terjadi di dalam kelompok dilarang dibicarakan di luar kelompok dengan orang lain. Selain itu juga perlu dingatkan tentang kehadiran dan absensi. Hal lain yang perlu dibina adalah suasana positif dalam kelompok dan perlu dikemukakan aturan main dalam memberikan umpan balik.
e.    Penggalian ide dan perasaan
Sebelum pertemuan pertama berakhir perlu digali ide-ide maupun perasaan-perasaan yang muncul. Usul-usul perlu ditampung dan juga perasaan-perasaan yang masih mengganjal perlu diungkapkan sebelum dilanjutkan pada tahp berikutnya.
2.    Tahap Transisi (transition stage)
Tahap transisi merupakan masa setelah proses pembentukan dan sebelum masa bekerja (kegiatan). Transisi dimulai dengan masa badai, dimana anggota kelompok mulai bersaing dengan yang lain dalam kelompok untuk mendapatkan temapat kekuasaan dalam kelompok. Pada tahap ini muncul perasaan-perasaan kecemasan, pertentangan, pertahanan, ketegangan, konflik, konfrontasi dsb. Meskipun frustasi dan kegaduhan meningkat pada tahap ini, namun ini merupakan saat yang produktif bagi anggota kelompok untuk memperbaiki sosialisasinya di masa lalu yang tidak produktif, membuat pengalaman-pengalaman baru dan menetapkan tempatnya dalam kelompok tersebut. Untuk itu dibutuhkan kemampuan dan ketrampilan konselor dalam beberapa hal, yaitu kepekaan waktu, kemampuan melihat perilaku anggota dan mengenal suasana emosi di dalam kelompok. Konselor harus peka kapan harus melakukan konfrontasi terhadap anggota dan kapan harus memberikan dukungan, oleh karena itu konselor harus memperhatikan pola perilaku anggota dalam kelompok.

3.    Tahap Kegiatan (working stage)
Tahap kegiatan sering disebut sebagai tahap bekerja, tahap penampilan, tahap tindakan dan tahap pertengahan yang merupakan inti kegiatan konseling kelompok sehingga memerlukan alokasi waktu yang terbesar dalam keseluruhan kegiatan konseling kelompok. Tahap ini merupakan tahap kehidupan yang sebenarnya dari konseling kelompok. Di mana para anggota memusatkan perhatian terhadap tujuan yang akan dicapai, mempelajari materi-materi baru, mendiskusikan berbagai topik, menyelesaikan tugas dan mempraktekkan perilaku-perilaku baru. Kelangsungan kegiaatan kelompok pada tahapini amat tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Pada tahap ini, hubungan antar anggota sudah mulai ada kemajuan, sudah terjalin rasa saling percaya antar sesama anggota kelompok, rasa empati, saling mengikat dan berkembang lebih dekat secara emosional, dan kelompok tersebut akan menjadi kompak (kohesif).
Penekanan utama pada tahap ini adalah produktifitas, baik hasilnya dapat dilihat langsung maupun tidak langsung. Anggota kelompok memfokuskan pada meningkatkan diri mereka sendiri dan/atau dalam mencapai tujuan individu atau kelompok yang spesifik.  Para anggota kelompok pada tahap ini belajar hal-hal baru, melakukan diskusi tentang berbagai topik atau melakukan diskusi tentang berbagai topik atau melakukan saling berbagi rasa dan pengalaman. Pada tahap ini interaksi antar angota konselor mulai menurun dan interaksi antar anggota- anggota menaik. Pada saat ini konselor berperan sebagai pengamat dan fasilitator.
Tahap ini dikatakan berhasil bila semua solusi yang mungkin telah dipertimbangkan dan diuji menurut konsekuensinya dapat diwujudkan. Solusi-solusi tersebut harus praktis, dapat direalisasikan , dan pilihan akhir harus dibuat setelah melalui pertimbangan dan diskusi yang tepat. Namun perlu dicatat bahwa kemajuan selama tahap ini tidak selalu konstan, kadang-kadang  terjadi kemunduran, stagnasi, atau bahkan kebingungan. Oleh karena itu konselor hendaknya sadar dan bersiap diri dengan kemungkinan negatif tersebut.
4.    Tahap Pengakhiran (termination stage)
Kegiatan kelompok tidak mungkin berlangsung terus menerus tanpa berhenti. Setelah kegiatan kelompok memuncak pada tahap kegiatan, kegiatan kelompok ini menurun dan selanjutnya kelompok akan mengakhiri kegiatan pada saat yang dianggap tepat. Pada tahap akhir atau penghentian pertemuan kelompok yang penting adalah bagaimana ketrampilan anggota, termasuk konselor, dalam mentransfer apa yang telah mereka pelajari dalam kelompok ke dalam kehidupannya di luar lingkungan kelompok. Anggota kelompok berupaya merealisasikan rencana-rencana tindakan sampai mencapai perubahan perilaku yang diinginkan. Tidak semua anggota kelompok dapat dengan mudah merealisasikan rencana-rencana tindakan atau keputusan-keputusannya. Karena itu konselor bersama anggota kelompok perlu memberikan penguatan yang cukup bagi kebanyakan individu, bahkan kadang-kadang diperlukan dukungan dari orang lain di luar kelompok yang berarti bagi anggota kelompok. Kegiatan kelompok yang paling penting dalam tahap pengentian adalah untuk merefleksikan pengalaman mereka di masa lalu, memproses kenangan, mengevaluasi apa yang telah mereka pelajari, menyatakan perasaan yang bertentangan dan membuat keputusan kognitif (wagenheim & Gemmil, 1994 dalam Wibowo, 2005 : 98).
Penghentian memberi kesempatan pada anggota kelompok untuk memperjelas arti dari pengalaman mereka, untuk mengkonsolidasi hasil yang mereka buat dan untuk membuat keputusan mengenai tingkah laku yang mereka inginkan untuk dilakukan di luar kelompok dan dilakukan dikehidupan kelompok sehari-hari. Pengakhiran konseling kelompok hendaknya membuat kesan yang positif bagi anggota kelompok, jadi jangan sampai anggota kelompok mempunyai ganjalan-ganjalan. Untuk itu perlu diberikan kesempatan bagi masing-masing anggota untuk mengemukakan ganjalan-ganjalan yang sesungguhnya mereka rasakan selama kelompok berlangsung. Dengan demikian para anggota kelompok akan meninggalkan kelompok dengan [erasaan lega dan puas. Dengan kata lain, bahwa pada akhir kegiatan kelompok hendaknya para anggota merasa telah memetik suatu hasil yang cukup berharga dari kegiatan kelompok yang diikutinya.

2.4    Perbedaan Konseling Kelompok Menurut Para Ahli

Setiap ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang definisi dari konselin kelompok sekalipun inti dari pengertian rtersebut mengacu pada hal yang sama. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Rochman Natawijaya, 1987:14Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
2.    Menurut Asew,(1990) Konseling kelompok adalah sebagai suatu praktek profesional yang luas, yang mengarahkan kepada pemberian bantuan atau penyelesaian tugas-tugas dalam suatu adegan (setting)  kelompok.
3.    Menurut Gazda, (1967) Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi, seperti saling mempercayai, saling memerlukan, saling pengertian, saling mendukung dan menerima.
4.     Gazda, 1984 dan Shertzer & Stone, 1980 Konseling kelompok adalah suatu proses  antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan prilaku yang disadari.
5.    Prayitno, (1999 : 115-120) Konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan kelompok konseling yang memungkinkan peserta  didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
6.    Achmad Juntika Konseling kelompok adalah adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam konseling kelompok, siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
7.    Menurut    Allson, Konseling kelompok adalah layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi dalam suasana kelompok.
8.    Menurut Sukamto, Konseling kelompok adalah pelayanan pengembangan pribadi dan pemecahan masalah dalam sebuah diskusi kelompok yang mementingkan pemenuhan kebutuhan dan kebahagiaan individu sesuai harkat dan martabatnya.
9.    Menurut Erman Amti, Konseling kelompok adalah kegiatan dinamika kelompok yang membantu tercapainya perkembangan optimal individu sesuai bakat dan kemampuan, sehingga dapat hidup mandiri.
10.    Menurut Dr. Thantawy R, M.A. (2005) Konseling Kelompok merupakan hubungan interpersonal yang dinamis antara konselor dan konseli dan antar konseli, interaksi dalam kelompok memungkinkan anggota kelompok untuk belajar menghadapi kenyataan hidup dan meningkatkan pengertian saling percaya, penerimaan nilai-nilai kehidupan, cita-cita, tujuan serta sikap atau tingkah laku yang digunakan oleh lingkungan sosial tertentu.
11.    Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003) konseling kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang  bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).
12.    Menurut Heru Mugiarso (2007) konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Materi umum layanan konseling kelompok diselenggarakan dalam kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok.
13.    Menurut Prayitno (2004) layanan konseling kelompok pada dasarnya adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan didalam suasana kelompok. Disana ada konselor dan ada klien, yaitu para anggota kelompok (yang jumlahnya minimal dua orang). Disana terjadi hubungan konseling dalam suasana yang diusahakan sama seperti dalam konseling perorangan yaitu hangat, permisif, terbuka dan penuh keakraban. Dimana juga ada pengungkapan dan pemahaman masalah klien, penelusuran sebab-sebab timbulnya masalah, upaya pemecahan masalah (jika perlu dengan menerapkan metode-metode khusus), kegiatan evaluasi dan tindak lanjut.
14.    Menurut Winkel (2007) konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis, yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang disadari.
15.    Menurut Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah.

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi‐fungsi terapi seperti sifat permisif, orientasi pada kenyataan, katarsis, saling mempercayai, saling memperlakukan dengan mesra, saling pengertian, saling menerima, dan saling mendukung. Tujuan layanan konseling kelompok pada dasarnya dibedakan menjadi dua, yaitu tujuan teoritis dan tujuan operasional. Proses konseling kelompok merupakan tahapan-tahapan perkembangan yang di alami oleh kelompok selama menjalani konseling kelompok, yaitu tahap permulaan (beginning stage), tahap transisi (transition stage), tahap kegiatan (working stage), tahap pengakhiran (termination stage). Dari uraian di atas maka dapat ditemukan perbedaan konseling kelompok menurut para ahli yaitu: konseling kelompok adalah konseling yang dilaksanakan di dalam kelompok namun tetap mengacu pada pribadi-pribadi yang tergabung dalam kelompok tersebut, jumlah anggota kelompok minimal 2 orang, konseling kelompok merupakan upaya membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya.
3.2    Saran
Adapun saran dari pembahasan di atas adalah  sebagai berikut.
1.    Kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa PGSD, agar dapat memahami secara lebih mendalam tentang konseling kelompok di Sekolah Dasar sebagai dasar pelaksanaan BK di Sekolah Dasar.
2.    Kepada para pendidik, agar memahami pentingnya mendalami konseling kelompok sebagai dasar dalam melaksanakan penerapan BK.

DAFTAR PUSTAKA
Ibnu M & Noviyanti K D. Pendekatan Konseling Kelompok. Diktat Kuliah Prodi BK. Madiun: FIP. IKIP PGRI
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang: UMM Pres

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!

SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3

 SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3 Memuat… Waktu Pengerjaan: 20:00 menit!