Pembelajaran Seni Terpadu (Modul 12) // Dasar-dasar Pembelajaran Terpadu PGSD

PEMBELAJARAN SENI TERPADU (Modul 12) // Dasar-dasar Pembelajaran Terpadu,  Prinsip Pembelajaran Seni,  Merancang Seni Pembelajaran Terpadu

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
       Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu siswa akan memeroleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna di sini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.
     Pembelajaran seni dapat dijadikan sebagai dasar pendidikan yang membentuk jiwa dan kepribadian anak. Hal ini sejalan dengan pernyataan Plato (dalam Rohidi 2000:7 bahwa pendidikan seni dapat dijadikan dasar pendidikan. Pembelajaran seni memberikan andil untuk mengoptimalkan perkembangan potensi yang ada pada anak usia dini, yang sesuai dengankebutuhan individu, sosial dan budaya warga masyarakatnya, yang hasilnya tercermin dalam cara berfikir, bersikap dan bertindak.
      Pembelajaran seni tari di Sekolah Dasar, dapat menjadi salah satu upaya melestarikanseni tari. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan, seperti yang dinyatakan Taba (dalam Ismiyanto 1999 bahwa pendidikan berfungsi sebagai pemelihara dan penerus kebudayaan, alat transformasi kebudayaan, dan alat pengembang individu peserta didik. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD, karakteristik seni rupa anak, periodisasi gambar anak.

1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana dasar-dasar pembelajaran terpadu ?
2.    Bagaimana prinsip pembelajaran seni ?
3.    Bagaimana merancang seni pembelajaran terpadu ?

1.3    Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1.  Menjelaskan dasar-dasar pembelajaran terpadu.
2.  Menjelaskan prinsip pembelajaran seni.
3.  Menjelaskan merancang seni pembelajaran terpadu.

1.4    Manfaat Penulisan
Adapaun mamfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai calon guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai pembelajaran seni terpadu, yang nantinya dapat disalurkan kembali kepada siswa.
2.    Bagi Masyarakat
Semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat sehubungan pembelajaran seni terpadu.
3.    Bagi Penulis
Melalui makalah ini, penulis dapat menyalurkan dan menuangkan hasil belajarnya.


BAB II
PEMBAHASAN
MODUL 12: PEMBELAJARAN SENI TERPADU

2.1    Dasar-dasar Pembelajaran Terpadu
2.1.1    Pengertian pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu adalah model pembelajaran yang dikembangkan oleh seorang guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa dalam bentuk informasi yang utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran berdasarkan sifat dan fungsinya. Pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah pembelajaran lintas bidang studi dengan tema dan ikatan arah yang sama sehingga menjadi pengetahuan yang utuh.

2.1.2    Prinsip Pembelajaran Terpadu
Belajar adalah usaha untuk mencari tau sesuatu lewat kinerja tersistem. Misalnya seperti di sekolah, kursus, maupun penataran. Belajar adalah usaha seseorang mencari tahu, mialnya masalah yang ada pada suatu objek. Pembelajaran terpadu merupakan usaha mengemas peristiwa belajar yang semula terpisah dalam paket-paket kecil informasi tersebut menjadi sebuah informasi yang utuh dan memiliki makna. Agar dapat diimplementasikan dikehidupan nyata. Suatu pengetahuan yang diajarkan ke siswa dapat dikemas dengan dua cara, sebagai berikut.
a.    Materi belajar dikemas dalam sebuah penampilan yang utuh yang memuat beberapa penggalan pengetahuan (integrated subject metter).
b.    Matri pelajaran diberikan secara terpisah dengan disiplin ilmu tersendiri seperti pelajaran matematika, bahasa, sains, kesenian dan IPS (single subject metter).
Pengembangan materi pelajaran dalam pembelajaran terpadu dapat bersifat vertikal dan horizontal.
1)    Pembelajaran Terpadu Vertikal
Pengembangan materi secara vertikal pada pembelajaran terpisah mempunyai arah materi yang dikemas secara mendalam tanpa melihat keterkaitan dengan materi  pelajaran lain.
2)    Pembelajaran Terpadu Horizonta
Pengembangan materi secara horizontal dilakukan oleh furu dengan cara menggabungkan  beberapa mata pelajaran. Contohnya, perbedaan materi dalam lintas bidang sesuai dengan akselerasi belajar siswa.

2.2.3    Model Pembelajaran Terpadu
Robin Fogatry (1991), memberikan 10 alternatif pengembangan kurikulum maupun strategi pembelajaran dikelas. Antara lain:
1.    Terpadu Prinsip, dilaksanakan terpisah dalam mata pelajaran. Model ini dapat dilaksanakan secara Fragmented, Connected, dan Nested.
2.    Terpadu materi, yang disinggungkan (across several disciplines) yang termasuk didalamnya adalah: sequanced, shared, webbed, threaded, integrated.
3.    Terpadu Pengelolaan Kelas, yang cenderung pada pengaturan kelompok belajar siswa dan struktur kelas.

2.2    Prinsip Pembelajaran Seni
2.2.1    Arah Pembelajaran Pendidikan Seni
Gambaran arah pembelajaran seni dapat dapat dirangkum, sebagai berikut.
a.    Memberi pengalaman estetik sesuai dengan tingkat dan kemampuan kejiwaan. Hal ini dicapai melalui praktek berkarya seni/ berproduksi seni sesuai dengan medium seni.
b.    Materi pembelajara seni mengangkat bahasan dari cabag-cabang seni, diantaranya: seni rupa, seni tari, drama, sastra. Masing-masing cabang seni tersebut merupakan  medium pembelajaran seni disekolah umum.
c.    Dala praktek seni, siswa didekatkan dengan lingkungan sekitar sebagai obyek berkarya.
Secara garis besarjiwa kurikulum seni memiliki cakupan, sebagai berikut.
a.    Kurikulum Akademis, mengantarkan anak memiliki pengetahuan akademis dibidangnya.
b.    Kurikulum praktis, memberi bekal pengetahuan praktis melalui keterampiln hidup dan mengembangkan potensi alami siswa.
c.    Kurikulum humannistic, dirancang untuk mengembangkan kepribadian anak.

Suharjo (1974) menyarankan agar guru terampil menciptakan strategi belajar, seperti melalui:
a.    Pendekatan Partisipatif atau produksi karya seni untuk menemukan hakikat seni.
b.    Pendekatan Definitif, melalui pengajaran teori seni.
c.    Pendekatan Eksploratif, strategi memperoleh pegetahuan seni melalui studi mandiri.

2.2.2    Substansi Pendidikan Kesenian
Dilihat dari substansi kependidikan, kesenian merupakan hasil tumpuan dua disiplin keilmuan, yaitu pendidikan dan berkesenian. Dalam konteks pendidikan, pendidikan kesenian mengembangkan ranah jiwa manusia, yaitu: cipta (cognitive), rasa (affective), karsa (psychomotor). Ketiga ranah tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

2.2.3    Pendekatan Partisipatif Produksi Seni
a.    Prinsip Partisipatif Produksi Seni
Pembelajran praktek atau berkarya seni mempunyai tujuan ideal sebagai media pembinaan kepribadian manusia kreatif. Pendidikan seni dapat mengembangkan sikap apresiatif dengan menghargai nilai budaya luhur melalui pembelajaran seni tradisional. Dasar pendidikan seni adalah memahami prinsip keindahan melalui pengamatan, menumbuhkan rasa percaya diri, serta membina sikap kreatif.
b.    Materi pembelajaran
Secara teknis pembelajaran praktek bertolak dari prinsip-prinip penciptaan karya seni, yaitu: komposisi, kesatuan, kombinasi, nada dan irama, harmoni, dan ekspresi.

2.2.4    Pendekatan Tematis Pembelajaran Seni
Tema merupakan hal yang pokok serta menjadi dasar berfikir dan bertindak sebagai motivasi penciptaan seni. Motivasi itu sendiri terdapat 3 bentuk dasar. Sebagai berikut.
a.    Artistic motivation, dorongan berkarya seni saat pencipta sedang berkarya seni seberti menggambar.
b.    Intellectual motivation, dorongan berkarya seni akibat anak memandang objek yang dianggap menarik sehingga ia berkeinginan menggambar.
c.    Imajinative motivation, dorongan batiniah.

2.2.5    Pendekatan Medium Produksi Seni
Secara teoritis tidak ada perbedaan cara pengungkapan karya seni berdasarkan mediumnya; Rupa, gerak, dan suara. Pada tampilan medium ini, dirinya diapresepsikan sebagai unsur atau komponen fisik dan non fisik sekaligus. Komponen fisik, bagian anggota tubuh sebagai perangkat keras dan penjiwaan gerakan sebagai pembentuk watak gerakan yang khas sebagai perangkat halus.

2.2.6    Bentuk Pembelajaran Terpadu Kesenian
Terdapat 3 bentuk keterpaduan dalam pembelajaran seni, yaitu: 1. Keterampilan kurikulum, 2. Keterpaduan pembelajaran, 3. Keterpaduan kelas. Dalam menentukan strategi pembelajaran, sifat dasar dan komponen penciptaan seni merupakan salah satu pertimbangannya. Ada dua model cara pemberian tugas, yakni: 1. Model pembelajaran individual, karya seni sebagai ekpresi perseorangan, 2. Model pembelajaran berkelompok atau metode proyek.

2.3    Merancang Pembelajaran Seni Terpadu
2.3.1    Rancangan Pembelajaran Terpadu
Dalam merancang pembelajaran terpadu, terdapat teknik menyusun satuan acara pelajaran pembelajaran terpadu seni. Rancangan ini bisa dibuat sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
2.3.2    Aplikasi Pembelajaran Terpadu Seni
Jenis-jenis aplikasi pembelajaran terpadu seni, sebagai berikut.
a.    Keterampilan murni
Untuk mengawali pembelajaran terpadu murni dipersyaratkan:
1.    Jadwal pelajara diatur
2.    Bahan pelajaran dirancang berdasarkan pembelajaran kontekstual
3.    Guru harus memahami karakteristik siswa
b.    Keterpaduan topik
Guru dapat merancang pembelajaran terpadu dengan menentukan satu topik terlebih dahulu pada hari itu. Topik bisa dikaitkan dengan mata pelajaran paling pagi, misalnya: dalam pelajaran seni tari nanti akan dilanjutkan dengan guru bahasa Inggris yang menceritakan perkembangan tarian balet dalam operet di Yunani dengan menggunakan Bahaa Inggris.
c.    Keterpaduan Konsep
Keterpaduan konsep yang akan dilakukan dalam pembelajaran seni untuk anak sebenarnya lebih dekat dengan pengertian kelas rangkap dengan satu materi pelajaran kesenian.
d.    Keterpaduan kelas dalam satu mata pelajaran
Seorang guru mengajarkan kesenian lebih dari satu kelas sehingga dapat menyatukan beberapa kelas dalam jam yang sama. Guru dapat mengajarkan materi seni rupa yang dihadiri oleh beberapa kelas. guru  memberikan tugas kepada semua siswa dalam satu kelas besar.
e.    Kolerasi mata pelajaran
Setiap mata pelajaran harus berkaitan antara mata pelajaran yang mempunyai nuansa, ciri, teknik belajar yang sama. Contoh: pelajaran sejarah mengenai keraton membutuhkan imajinasi. Pada kesempatan yang sama pelajaran seni tari memperagakan pakaian adat keraton yang akan digunakan untuk pentas tari. Keduanya dijadikan bahasan yang sama sehingga penghayatan terhadap perkembangan kerajaan keraton lebih mudah diingat.


f.    Keterampilan tugas kerja
Langkah ini dicirakan dengan pemberian tugas tunggal untuk tiga atau empat mata pelajaran sekaligus. tugas yang dirancang berkaitan dengan mata pelajaran yang lain.
g.    Keterpaduan misi atau Tujuan
langkah yang dilakukan oleh guru adalah keterampilan teknis salah satu bidang yang dapat diselesaikan oleh beberapa jenis pelajaran, oleh karena itu tugas ini dapat dipecahkan bertahap menurut sifat pelajarannya.
Contoh:
•    Matematika, memperkenalkan angka dengan tingkatannya.
•    IPA, mengenal bunyi logam
•    Musik, mengenal suara dan praktik menyanyi berdasarkan nada irama.
Misi tujuan: Memahami nilai angka

BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan uraian permasalahan pada Bab II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1)    Pembelajaran terpadu pada prinsipnya adalah pembelajaran lintas bidang studi dengan tema dan ikatan arah yang sama sehingga menjadi pengetahuan yang utuh. Karakteristik pembelajaran terpadu yang paling menonjol adalah memadukan materi beberapa mata pelajaran berdasarkan sifat dan fungsinya.
2)    Terdapat 3 bentuk keterpaduan dalam pembelajaran seni, yaitu: 1. Keterampilan kurikulum, 2. Keterpaduan pembelajaran, 3. Keterpaduan kelas. Dalam menentukan strategi pembelajaran, sifat dasar dan komponen penciptaan seni merupakan salah satu pertimbangannya.
3)    Dalam merancang pembelajaran terpadu, terdapat teknik menyusun satuan acara pelajaran pembelajaran terpadu seni. Rancangan ini bisa dibuat sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan. Keterpaduan topik, keterpaduan konsep, keterpaduan kelas, keterpaduan mata pelajaran, dan keterpaduan misi dan tujuan.

3.2    Saran
Berkaitan dengan pembahasan permasalahan pada bab sebelumnya, maka disaran kepada:
1)    Mahasiswa sebagai calon guru dan guru-guru khususnya disekolah dasar agar dapat menggali dan lebih mengembangkan wawasan mengenai pembelajaran seni terpadu yang mampu meningkatkan peran aktif siswa dalam pembelajaran. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan semakin luas, dan proses penyaluran materi pembelajaran semakin efektif dan efisien.
2)    Masyarakat, untuk dapat lebih mengembangkan pengetahuan dan wawasannya mengenai cara mengembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan peran aktif siswa, khususnya melalui pembelajaran seni terpadu. Agar nantinya dapat menyalurkan pengetahuannya di tengah-tengah kehidupan  sosial.
3)    Pembaca, untuk dapat memberikan koreksi bagi penulis guna penyempurnaan makalah ini.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Jangan lupa Kunjungi Video pembelajaran ini Klik: Sumayasa Dum Edukasi (Silahkan diakses). Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya...  Sampai jumpa.!!!


1 comment:

Santo said...

Mohon ijin menggunakan materi bapak njih. terimakasih

SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3

 SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3 Memuat… Waktu Pengerjaan: 20:00 menit!