PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN KONSELING // MATERI KULIAH PGSD


Prayitno mengatakan : ” Bahwa prinsip merupakan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan” jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prinsip – prinsip bimbingan dan konseling merupakan pemaduan hasil – hasil teori dan praktek yang dirumuskan dan dijadikan pedoman sekaligus dasar bagi peyelenggaran pelayanan.

2.3.1 Macam – macam prinsip-prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, prinsip yang digunakan bersumber dari kajian filosofis hasil dari penelitian dan pengalaman praktis tentang hakikat manusia, perkembangan dan kehidupan manusia dalam konteks sosial budaya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses, penyelenggaraan bimbingan dan konseling.

Ada beberapa prinsip pelaksanaan bimbingan dan konseling diantaranya :

a. Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu (guidance is for all individuals). Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau peserta didik, baik yang tidak bermasalah maupun yang bermasalah, baik pria maupun wanita, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

b. Bimbingan bersifat individualisasi. Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi focus sasaran bantuan adalah individu, meskipun layanan bimbingannya menggunakan teknik kelompok.

c. Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negative terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan , dan peluang untuk berkembang.

d. Bimbingan merupakan usaha bersama. Bimbingan bukan hanya tugas dan tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagi teamwork terlibat dalam proses bimbingan.

e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan. Bimbingan diarahkan untuk membantu individu agar dapat melakukan pilihan dan dapat mengambil keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada individu, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan individu diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi individu untuk mempertimbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan keputusan yang tepat. Jones et.al. (1970) berpendapat bahwa kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan individu untuk memecahkan masalahnya dan mengambil keputusan.

f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan. Pemberian layanan bimbingan tidak hanya berlangsung di sekolah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya. Bidang layanan bimbingan pun bersiafat multi aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, social, pendidikan, dan pekerjaan.

Biasco (Syamsu, 1998:10) mengidentifikasi lima prinsip bimbingan, yaitu sebagai berikut

a. Bimbingan, baik sebagai konsep maupun proses merupakan bagian integral program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu bimbingan dirancang untuk melayani semua siswa, bukan hanya untuk anak yang berbakat atau yang mempunyai masalah.

b. Program bimbingan akan berlangsung dengan efektif apabila ada upaya kerjasama antarpersonal sekolah, juga dibantu oleh personel dari luar sekolah, seperti orangtua siswa atau para spesialis.

c. Layanan Bimbingan didasarkan kepada asumsi bahwa individu memiliki peluang yang lebih baik untuk berkembang melalui pemberian bantuan yang terencana.

d. Bimbingan berasumsi bahawa individu, termasuk anak-anak memiliki hak untuk menentukan sendiri dalam melakukan pilihan. Pengalaman dalam melakukan pilihan sendiri tersebut berkontribusi kepada perkembangan rasa tanggung jawabnya.

e. Bimbingan ditujukan kepada perkembangan pribadi setiap siswa, baik menyangkut aspek akademik, sosial, pribadi, maupun vokasional.

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara perorangan maupun kelompok yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan dan perikehidupan individu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan tingkah lakunya yang dipengaruhi oleh aspek-aspek kepribadian dan kondisi sendiri, serta kondisi lingkungannya, sikap dan tingkah laku dalam perkembangan dan kehidupannya itu mendorong dirumuskannya prinsip-prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut : 
a.    BK melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku, agama dan status sosial ekonomi.
b.    BK berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu yang unik dan dinamis.
c.    BK memperhatikan sepenuhnya tahap-tahap dan berbagai apek perkembangan individu.
d.    BK memberikan perhatian utama kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanannya.

Berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan dan kehidupan individu tidaklah selalu positif, namun faktor-faktor negatif pasti ada yang berpengaruh dan dapat menimbulkan hambatan-hambatan terhadap kelangsungan perkembangan dan kehidupan individu yang berupa masalah. Pelayanan BK hanya mampu menangani masalah klien secara terbatas yang berkenaan dengan :
 a.    BK berurusan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental atau fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, disekolah serta dalam kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
 b.    Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan faktor timbulnya masalah pada invidu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan BK.

Adapun prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelayanan layanan BK itu adalah sebgaai berikut :

a.    BK merupakan bagian integrasi dari proses pendidikan dan pengembangan, oleh karena itu BK harus diselaraskan dan dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b.    Program BK harus fleksibel disesuaikan dengan kebutuhan individu, masyarakat dan kondisi lembaga.
c.    Program bimbingan dan konseling disusun secara berkelanjutan dari jenjang pendidikan terendah sampai tertinggi.
Pelaksanaan pelayanan BK baik yang bersifat insidental maupun terprogram, dimulai dengan pemahaman tentang tujuan layanan, dan tujuan ini akan diwujudkan melalui proses tertentu yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dalam bidangnya, yaitu konselor profesional.


Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan hal tersebut adalah :
a.    BK harus diarahkan untuk pengembangan individu yang akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalm menghadapi permasalahannya.
b.    Dalam proses BK keputusan yang diambil dan akan dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauan individu itu sendiri bukan karena kemauan atau desakan dari pihak lain.
c.    Permasalahan individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi.
d.    Kerja sama antara guru pembimbing, guru-guru lain dan orang tua anak, amat menentukan hasil pelayanan bimbingan.
e.    Pengembangan program pelayanan BK ditempuh melalui pemanfaatan yang maksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap individu yang terlibat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan konseling itu sendiri.

Sekolah merupakan lembaga yang wajah dan sosoknya sangat jelas. Di sekolah pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan amat baik mengingat sekolah merupakan lahan yang secara potensial sangat subur, sekolah memiliki kondisi dasar yang justru menuntut adanya pelayanan ini pada kadar yang tinggi. Pelayanan BK secara resmi memang ada disekolah, tetapi keberadaannya belum seperti yang dikehendaki.

Dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang ada dapat dikemukakan beberapa prinsip bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1.    Bimbingan adalah untuk semua murid
Semua murid pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan jenis dan sifat masalah yang dihadapinya. Berdasar pertimbangan waktu, tempat, tenaga dan dana; banyak sekolah yang membatasi program bimbingan dan konseling untuk membantu murid yang mengalami masalah tertentu saja, seperti potensial putus sekolah, kesulitan dalam belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri di sekolah.

2.    Bimbingan dan konseling melayani murid-murid dari semua usia
Bimbingan dan konseling tidak hanya untuk siswa-siswa tingkat sekolah atau kelas-kelas tertentu saja, tetapi adalah untuk semua siswa mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan jugs orang-orang dewasa. Bimbingan diberikan mulai sejak anak memasuki sekolah dan dilanjutkan terus sambil siswa mengalami tahap-tahap maju di sekolah sampai ia menamatkan pendidikan di sekolah yang bersangkutan.

3.    Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan perkembangan siswa
Bimbingan dan konseling terkait dengan pribadi secara keselurruhan dan terarah pada pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, social dan emosional. Manusia pada hakikatnya adalah holistic, tingkah laku dan pertumbuhannya tidak dapat dipenggal-penggal dan dipisahkan.

4.    Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri
Untuk menumbuh kembangkan kemampuan murid dalam menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri perlu dikurangi pendidikan dan pengajaran yang berbentuk “pemberitahuan “ atau “perintah”. Hal ini dapat ditempuh antara lain dengan melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang meminta tentang apa yang akan dilakukannya. Pendidikan dan pengajaran seperti ini memungkinkan berusaha mencari dan menemukan sendiri apa yang patut dilakukanya.

5.    Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerjasama dari murud, orang tua, kepala sekolah, konselor
Hal ini berarti bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak yaitu murid, orang tua, guru, kepala sekolah, konselor dan petugas sekolah lainnya. Tanpa adanya dukungan dan kerjasama dari pihak yang terkait, pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menjadi mandeg. Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama dari pihak itu, perlu diatur dan ditetapkan peranan dan tanggung jawabnya masing-masing.

6.    Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari program pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah program yang memgikutsertakan bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian dari pelayanannya.

7.    Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggung jawabkan kepada individu dan masyarakat.
Prinsip pertanggungjawabkan mengandung pengertian bahwa bimbingan dan konseling, baik pelaksanaan maupun hasilnya, hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kepada individu yang dibimbing itu sendiri dan kepada masyarakat.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

No comments:

SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3

 SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3 Memuat… Waktu Pengerjaan: 20:00 menit!