ARTIKEL MASALAH KESULITAN BELAJAR ANAK SD DAN MASALAH ANAK GIFTED, ANAK CERDAS LUAR BIASA

ARTIKEL MASALAH KESULITAN BELAJAR ANAK SD

1)    Defenisi kesulitan
Proses belajar mengajar senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusia, yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa sebagai subjek pokoknya. tercapainya hasil belajar dengan baik adalah harapan setiap guru, tetapi hal ini tidak selamanya terealisir, karena masih ada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan belajar merupakan gabungan dari dua kata yaitu kesulitan dan belajar. Menurut Poerwadarminta (1984:37) mengemukakan, ”Arti dari kesulitan adalah kesusahan dan kesukaran, sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian“.
Tingkat kesulitan yang dialami setiap siswa tidaklah sama antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Perbedaan siswa inilah menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik. Menurut Ahmadi dan Supriyono (1991:74) mengatakan, “Yang dimaksud dengan kesulitan belajar adalah dalam keadaan anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya”.
Definisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh para ahli di The United States Office Of Education (USOE) pada tahun 1977 definisi tersebut seperti dikutip Hallaham et al dalam Abdurrahman(1999:6) seperti berikut ini:
Kesulitan belajar khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut mungkin menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berfikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja dan berhitung. Batasan tersebut mencakup kondisi-kondisi seperti gangguan perseptual, luka pada otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak yang memiliki problema belajar yang penyebab utama berasal dari adanya hambatan dalam penglihatan, pendengaran atau motorik, hambatan karena tunagrahita, karena gangguan emosional, atau karena kemiskinan, lingkungan, budaya atau ekonomi.
Dalam mencapai hasil belajar yang baik dan sempurna, bukanlah suatu hal yang mudah. Karena tentunya akan berhadapan dengan kesulita-kesulitan yang ditunjukan dengan nilai yang rendah, menurut Natawijaya (1984:19): “Dalam kenyataannya banyak siswa yang menunjukan gejala tidak dapat mencapai hasil belajar sebagaimana yang diharapkan”. Beberapa murid menunjukkan nilai-nilai yang rendah meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya oleh guru. Dalam proses belajar mengajarpun guru sering menghadapi masalah adanya murid yang tidak dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Dengan kata lain guru sering menghadapi murid-murid yang kesulitan belajar.
Dengan demikian kesulitan belajar diartikan sebagai kendala yang dapat mengakibatkan siswa mengalami kemandekan dalam belajar. Dalam hal ini perlu adanya penanggulangan yang matang agar proses belajar mengajar tidak mengalami kemerosotan terutama bagi siswa yang masih memerlukan perhatian dalam keaktifan belajar.
Kesulitan belajar yang dihadapi siswa merupakan salah satu sebab dari kegagalan siswa. Siswa yang mengalami kesulitan belajar itu adalah siswa yang hasil belajarnya tidak sesuai atau yang lebih rendah dari kemampuan yang dimiliki rata-rata siswa.

2)    Ciri-ciri kesulitan belajar
Beberapa ciri tingkah laku yang merupakan pernyataan manifestasi gejala kesulitan belajar, antara lain:
1.    Menunjukkan hasil belajar yang rendah di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh kelompoknya atau di bawah potensi yang dimilikinya.
2.    Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. Mungkin  ada murid yang selalu belajar dgn giat, tetapi nilai yang dicapainya selalu rendah.
3.    Lambat dalam melakukan tugas-tugas dalam belajar. Ia selalu tertinggal dari kawan-kawannya dalam menyelesaikan tugas-tugas sesuai dengan waktu yang tersedia.
4.    Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura, dusta dan sebagainya.
5.    Menunjukkan tingkah laku yang berlainan, seperti membolos, tidak mengerjakan PR, mengasingkan diri, tersisihkan, tidak mau bekerja sama dan sebaginya.
6.    Menunjukkan gejala emosional yang kurang ajar seperti pemurung, mudah tersinggung, pemarah, tidak/kurang gembira dalam menghadapi situasi tertentu. Misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih, menyesal, dan sebagainya
7.    Lebih banyak mengalami kecemasan dan kurang mampu mengontrol diri terhadap kecemasannya.
8.    Kurang mampu menyesuaikan diri dan kurang kepercayaan pada diri sendiri.
9.    Kurang mampu mengikuti otoritas.
10.    kuarang mampu dalam penerimaan sosial.
11.    Lebih banyak mengalami konflik dan ketergantungan.
12.    Kegiatannya kurang berorientasi akademis dan sosial.
13.    Nilai pelajaran yang naik turun.
14.    Sulit mengatur kegiatan atau barang
15.    Mudah lupa
16.    Sering kehilangan barang-barang
17.    Sering melamun.
18.    Ceroboh dan tidak teliti
19.    Tidak termotivasi untuk belajar
20.    Mudah menyerah
21.    Sulit duduk tenang untuk jangka waktu yang lama
22.    Banyak berbicara
23.    Sulit menunggu giliran
24.    Suka jail, iseng dan impulsif

3) Cara untuk mengatasi kesulitan belajar
Banyak alternatif yang dapat diambil guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswanya. Akan tetapi, sebelum pilihan tertentu diambil, guru sangat diharapkan untuk terlebih dahulu melakukan beberapa langkah penting sebagai berikut:
1.    Menganalisis hasil diagnosis, yakni menelaah bagian-bagian masalah dan hubungan antar bagian tersebut untuk memperoleh pengertian yang benar mengenai kesulitan belajar yang dihadapi siswa.
2.    Memerlukan dan menentukan bidang kecakapan tertentu yang memerlukan perbaikan.
3.    Menyusun program perbaikan khususnya remedial teaching (pengajaran perbaikan)
4.    Setelah langkah-langkah di atas selesai, barulah guru melaksanakan langkah keempat, yakni melaksanakan program perbaikan.
Disamping itu hal-hal yang harus dihindari karena tidak akan membantu anak mengatasi kesulitan belajarnya seperti :
1.    Memarahi, menghukum atau mempermalukannya
2.    Memberi cap atau sebutan negatif
3.    Memperbanyak latihan dan les
4.    Mengiming-imingi hadiah

Untuk orang tua tidak perlu khawatir karena kesulitan belajar bisa ditangani, Apa yang orangtua bisa lakukan ?
1.    Menerima keadaan yang ada, dalam hal ini bukan berdiam diri, bukang menyangkali, berhenti menyalahkan diri sendiri, orang lain atau Tuhan serta berhenti menangisi diri sendiri
2.    Melakukan pemeriksaan baik secara psikologis, motorik, neurologis, mata, THT dan alergi
3.    Berkomitmen 100 persen untuk menjalani program terapi serta mengubah pola pikir dan pola asuh
4.    Menyeimbangkan antara kasih sayang dan disiplin
5.    Memberikan pujian
6.    Menghindari label negative
Sementara itu guru juga bisa berperan dengan memberikan suasana belajar yang menyenangkan seperti menggunakan visual, auditori atau praktek, menggunakan minat anak dalam memberikan contoh, memberikan target yang jelas, memberikan pernyataan positif serta menjadi inspirasi.

MASALAH ANAK GIFTED, ANAK CERDAS LUAR BIASA

Masalah Anak “Gifted”, Anak Cerdas Luar Biasa
1)    Definisi anak cerdas luar biasa
Anak cerdas berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan luar biasa yang sudah melekat dari dalam diri sejak lahir yang melliputi kemampuan intelektual, akademik, kretif dan produktif, kemamapuan dalam salah satu bidang seni dan psikomotor yang dalam pengembangan kemampuan-kemampuan tersebut secara optimal diperlukan pelayanan pendidikan yang khusus

2)    Ciri-ciri anak cerdas luar biasa
Kecerdasan selalu dikaitkan dengan IQ yang tinggi,namun anak yang cerdas tidak hanya mempunyai ingatan yang kuat.Anak yang cerdas juga memiliki potensi pengembangan diri yang kuat pula.Bersyukurlah jika kita dikaruniai seorang anak yang cerdas,sehingga tidak susah susah dalam mendidiknya.Jika Anda ingin memiliki anak yang cerdas,bisa diusahakan dengan memperhatikan gizi asupan makanan harian anak Anda.Baca: Bahan makanan agar anak menjadi cerdas
Mari kita simak apa pendapat para pakar tentang ciri anak yang cerdas.
1.    Mempertahankan Informasi:
Sebuah istilah “masuk telinga kiri keluar telinga kanan” nampaknya berlaku juga bagi kebanyakan anak. Akan tetapi anak yang pintar benar-benar bisa mempertahankan berbagai informasi dan mampu mengingatnya kembali di lain waktu.
Sebuah contoh dari National Association of Gifted Children (NAGC) yaitu: “Seorang anak berusia enam tahun kembali dari perjalanan kunjungan ke museum ruang angkasa dan membikin kembali secara akurat gambar roket luar angkasa yang telah dilihatnya.
2.    Memiliki Ketertarikan Luas:
Anak pintar akan menunjukkan minat dalam berbagai topik.Misalnya mereka mungkin suka dengan dinosaurus dalam bulan ini, rdan suka ruang angkasa pada bulan berikutnya, dan seterusnya.
3.    Menulis dan Membaca Lebih Awal:
Jika anak anda adalah seseorang yang pintar dan cerdas, dia mungkin dapat membaca dan menulis lebih dini walaupun tanpa pengajaran formal.
4.    Berbakat di Bidang Musik atau Seni.
Anak yang menunjukkan bakat luar biasa untuk musik dan kesenian sering dianggap pintar. Anak yang dapat menggambar ataupun dapat bernyanyi dengan sempurna, dan juga menampilkan bentuk persepsi seni yang tinggi lainnya biasanya masuk dalam kategori anak pintar.
5.    Menunjukkan Waktu Konsentrasi Intens:
Anak tidak begitu identik dengan rentang perhatian yang panjang, tapi anak pintar mampu memiliki waktu yang lebih untuk konsentrasi intens.
6.     Memiliki Ingatan yang Baik:
Beberapa anak pintar mampu mengingat hal-hal sewaktu mereka saat lebih kecil. Misalnya, anak berumur dua tahun mungkin akan ingat dan membawa kembali kejadian ketika dia masih berusia 18 bulan.
7.    Memiliki Kosakata Tinggi:
Seorang anak yang terlalu dini untuk mampu berbicara bukan saja merupakan tanda kepintaran, tapi jika anak anda berbicara menggunakan kosakata yang lebih maju dengan memakai kalimat-kalimat, maka dia mungkin memang sepintar yang anda bayangkan.
Menurut NAGC, contohnya “Anak pada usia dua tahun membuat kalimat seperti: ‘Ada anjing.’ Anak dua tahun yang cerdas mungkin akan berkata, ‘Ada seekor anjing di belakang rumah dan ia mengendus bunga.’”
8.    Memperhatikan Detil:
Anak pintar memiliki mata yang tajam untuk melihat sebuah detil. Anak yang lebih tua mungkin ingin tahu rincian spesifik tentang bagaimana segala sesuatu bekerja, sedangkan anak yang lebih muda akan dapat menaruh kembali mainan persis di mana ia mendapatkannya atau memperhatikan jika sesuatu telah dipindahkan dari tempat biasa.
9.    Bertindak sebagai Kritikus Sendiri:
Pada umumnya anak tidak terlalu khawatir tentang diri mereka sendiri atau orang lain, kecuali teman mereka memiliki sesuatu yang mereka inginkan. Sebaliknya, anak pintar prihatin dengan orang lain, tapi yang paling penting terhadap diri mereka sendiri.
10.    Memahami Konsep yang Kompleks:
Anak yang sangat pintar memiliki kemampuan untuk memahami konsep yang kompleks, memahami hubungan, dan berpikir abstrak. Mereka mampu memahami masalah secara mendalam dan berpikir tentang sebuah solusi.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!

MAKALAH APRESIASI KARYA SENI RUPA // KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK DAN MANFAAT BELAJAR SENI RUPA BAGI ANAK USIA SD

KARAKTERISTIK SENI RUPA ANAK DAN MANFAAT BELAJAR SENI RUPA BAGI ANAK USIA SD


Oleh:

Muhmmad hasim                (1211031251)
Komang pasek mahardika      (1211031232)
I Gede Ari Murti                   (1211031226)


Kelas/Semester:  G/V







JURUSAN PENDIDIKAN GURU  SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
SINGARAJA
2018 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang    1
1.2    Rumusan Masalah    1
1.3    Tujuan    2
1.4    Manfaat    2
BAB II PEMBAHASAN
2.1    Manfaat Belajar Seni Rupa Bagi Anak Usia SD    3
2.2    Karakteristik Seni Rupa Anak    5
2.3    Periodesasi Gambar Anak    9
BAB III PENUTUP
3.1    Kesimpulan    13
3.2    Saran    13
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenaan Beliulah, kami dapat menyelusiakan penyusunan makalah yang berjudul “karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD” ini tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan moril maupun material dalam bentuk bimbingan dan masukan, terkait materi pembahasan dalam makalah ini. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini diucapkan terimakasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya kekurangan dan kelemahaan yang dimiliki, sehingga makalah yang disusun sudah tentu perlu disempurnakan lagi. Oleh karena itu, untuk penyempurnaan makalah ini dan penyusunan makalah selanjutnya, kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diperlukan.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini barmanfaat bagi para pembaca, utamanya mahasiswa sebagai calon guru  dan guru-guru yang sudah bertugas disekolah-sekolah sehingga dapat mengembangkan proses pembelajaran yang efektif.


Singaraja,   April 2018


        Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
    Melalui  pengalaman  berkarya,  siswa  memperoleh  pemahaman  tentang  berbagai penggunaan  media,  baik  media  untuk  seni rupa  dwimatra  maupun  seni  rupa  trimatra. Dalam  berkarya  seni  rupa,  siswa  belajar menggunakan  berbagai  teknik  tradisional dan  modern  untuk  mengeksploitasi  sifatsifat  dan potensi estetik media. Melalui seni  rupa,  siswa  belajar  berkomunikasi  melalui gambar  dan  bentuk,  serta  mengembangkan rasa  kebanggaan  dalam  menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.
Pembahasan  konsep  seni  rupa  meliputi  struktur  bentuk  dan  ungkapan (ekspresi)  dalam  seni  murni  dan  hubungan bentuk,  fungsi,  dan  elemen  estetik  dalam seni  rupa  terapan.  Pembahasan  tentang media  seni  rupa  meliptui  ciri-ciri  media, proses,  dan  teknik  pembuatan  karya  seni rupa.  Selain  itu,  apresiasi  seni  juga  perlu memberikan  pemahaman  hubungan  antara seni  rupa  dengan  bentuk-bentuk  seni  yang lain,  bidang-bidang  studi  yang  lain,  serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
Pembelajaran  Seni  Rupa  di  sekolah mengembangkan  kemampuan  siswa  dalam berkarya  seni  yang  bersifat  visual  dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan  bagi  siswa  untuk  memahami dan  memperoleh  kepuasan  dalam menanggapi  karya  seni  rupa  ciptaan  siswa sendiri  maupun  karya  seni  rupa  ciptaan orang lain. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD, karakteristik seni rupa anak, periodisasi gambar anak.

1.2    Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD ?
2.    Bagaimana karakteristik seni rupa anak ?
3.    Bagaimana periodisasi gambar anak ?
1.3    Tujuan Penulisan
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1.  Menjelaskan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD.
2.  Menjelaskan karakteristik seni rupa anak.
3.  Menjelaskan periodisasi gambar anak.

1.4    Manfaat Penulisan
Adapaun mamfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.    Bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa sebagai calon guru, diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mengenai karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD. Yang nantinya dapat disalurkan kembali kepada siswa.
2.    Bagi Masyarakat
Semoga makalah ini dapat memperluas pengetahuan masyarakat sehubungan karakteristik seni rupa anak dan manfaat belajar seni rupa bagi anak usia SD.
3.    Bagi Penulis
Melalui makalah ini, penulis dapat menyalurkan dan menuangkan hasil belajarnya.


BAB II
PEMBAHASAN

MODUL 10: APRESIASI SENI RUPA ANAK

2.1    Manfaat Belajar Seni Rupa Bagi Anak Usia SD

Secara garis besar manfaat belajar seni rupa bagi anak sebagai berikut:
1.    Seni rupa sebagai bahasa visual
Proses komunikasi yang terjadi ketika anak menggambar sebenarnya adalah komunikasi intrapersonal dimana semua kejadian ingin disatukan dalam gambar anak. Komunikasi ini sebagai bahasa rupa (visual), dimana angan dan pkiran diungkapkan lewat bentuk-bentuk.
Dalam kehidupan sehari-hari bisa dikatakan bahwa prilaku anak dekat dengan kegiatan berkesenian, tiada hari tanpa gambar atau seni. Berseni merupakan kebutuhan anak dalam:  Mengutarakan pendapat, Berkhayal-berimajinasi, Bermain, Belajar, Memahami bentuk yang ada disekitar anak, Merasakan: Kegembiraan, Kesedihan, dan Rasa Keagamaan. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menanggapi lingkungan. Berarti pelajaran seni adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat segabai habasa visual.

2.    Seni rupa membantu pertumbuhan mental
Sebagaimana contoh di atas seni rupa sebagai bahasa visual merupakan perkembangan simbol rupa yang terjadi pada saat anak ingin menyatakan bentuk yang dipikirkan, dirasakan atau dibayangkan melalui karya seni rupanya. Bentuk-bentuk tersebut hadir bersamaan dengan perkembangan usia mental anak.
Pada dasarnya perkembangan emosi anak usia dini ditandai oleh perkembangan keseniannya. Dari hasil karya seni seorang anak kita mampu melihat pertumbuhan mentalnya secara abstrak. Sekitar usia 7 sd 8 tahun (antara kelas 1 dan 2) merupakan usia perkembangan penalaran anak, maka pikiran dan perasaan anak pun mulai berkembang memisah. Hasilnya, terdapat anak yang kuat penalarannya atau kuat perasaannya. Biasanya tipe anak yang kuat penalarannya cenderung menggambar dengan nuansa garis lebih dominan, maka figur atau obyek lukisan ditampilkan lebih relaistik. Sedangkan, anak bertipe perasaan (emosional), ditunjukkan dalam gambar berupa blok-blok warna yang kuat, dimana terdapat satu figur yang diberi warna lebih menyolok dari pada yang lain.
Dalam pandangan psikologi humanistik perkembangan anak tidak saja dipengaruhi oleh faktor lingkungan (teori behavioral) seperti teman-teman disekelilingnya, guru kelas, atau pun orang tua saja, melainkan juga berasal dari faktor instink sebagai internal faktor (teori psikoanalisis). Biasanya, kedua faktor tersebut berjalan saling mempengaruhi secara berimbang. Misalnya: fisik, intelektual, emosional, dan interpersonal, serta interaksi antara semua faktor, yang mempengaruhi belajar dan motivasi belajar. Psikoanalisis sendiri menyatakan bahwa dalam jiwa manusia berkembang kognisi, afeksi dan psikomotorik. Barangkali perkembangan ketiga ranah kejiwaan pun juga mempengaruhi perkembangan mental dan selanjutnya berpengaruh terhadap cara cipta seni rupa. Psikologi humanistik sendiri merupakan cabang Psikologi yang memfokuskan pandangannya tentang teori persepsi, respon terhadap kebutuhan internal individu, dan dorongan aktualisasi diri, atau menjadi apapun yang di inginkan (Maslow, dalam Eggen & Kauchak, 1997).
Selanjutnya perkembangan intelektual, emosional maupun persepsi dapat dikategorikan sebagai perkembangan mental. Proses ini bisa dianalisa, bahwa dalam proses berkarya, kinerja anak dikoordinasi oleh otak dan otak sendiri akan bekerja karena skema dari mata. Mata mencari bentuk yang mungkin bisa diserahkan kepada otak untuk diubah, dari bentuk menuju memori dan diungkapkan menjadi gambar. Anak yang mempunyai kecerdasan emosional kinerja tangan lebih terampil dan tanpa takut mengembangkan ke dalam bentuk tugas sehari-hari yang rutin. Dengan demikian proses menggambar merupakan kinerja bersama dari otak kanan maupun kiri. Kecerdasan visual yang ada dalam pelajaran seni rupa sebenarnya dibutuhkan oleh anak dalam menganggapi lingkungan. Berarti belajar seni rupa adalah upaya untuk memahami sekeliling melalui latihan daya ingat. Proses memahami lingkungan yang berkaitan dengan otak melalui citra-citra asosiatif dilakukan komunikasi secara metaforis-simbolis. Sebab, di dalam otak terdapat beberapa pikiran yang dikelilingi asosiasi.

3.    Seni rupa membantu dibidang yang lain
Kemampuan anak dalam mengaktualisasikan apa yang dilihat menjadi sebuah karya seni, akan membantu pertumbuhan dan perkembangan anak pada bidang yang lain. Dalam mendidik dan membimbing anak diperlukan pengembangan kecerdasan, yang berupa: lingusitik (bahasa), matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intrapersonal maupun intuisi. Kecerdasan ini akan dimunculkan oleh setiap mata pelajaran, namun demikian mempunyai karakteristik tugas; misalnya lingusitik mengembangkan kenberanian tampil mengemukakan pendapat. Jika seorang anak tidak berani tampil maka pengetahuannya pun relatif tidak berkembang, maka kesemuanya harus dilatihkan agar berjalan beriringan.
Kemampuan seni rupa yang dimiliki seorang anak akan membantu melatih bidang-bidang yang lain, sebagai contoh. Anak yang mampu mengatualisasikan karya seninya dengan baik, sudah tentu akan mampu mengungkapkan perasaaannya berupa linguistik (bahasa) yang baik. Dari karya seni rupa yang dihasilkan secara tidak langsung juga akan melatih kemampuan matematika anak agar dapat menghasilkan karya yang baik.

2.2    Karakteristik Seni Rupa Anak

1.    Istilah Menggambar dan Melukis
Pengertian menggambar atau melukis tidaklah memiliki arti yang sama. Melukis ialah kegiatan menggambar dengan lebih mengutamakan pengungkapan kesan batin dari pribadi seorang pelukis dengan daya kreasinya sendiri atau tidak memiliki media yang sudah ada. Seorang pelukis dalam berkarya seni lukis tidak hanya meniru kepada karya yang sudah ada atau jadi atau obyek yang sudah ada, tetapi muncul spontan dari gagasan dan coretannya sendiri. Ide atau gagasan tersebut telah diungkapkan melalui media kertas atau kanvas.
Melukis bisa dilakukan oleh siapa saja, yang mempunyai bakat sejak dini sampai pelukis atau seniman ulung sekalipun dan di dalam melukis seniman biasanya diwarnai oleh karakter masing-atau ciri khas masing seniman. Dengan demikian setiap seniman mempunyai ciri watak kepribadian dalam pengungkapan idenya secara kreatif.
Menggambar ialah sederhana yang bisa meniru suatu benda di dalam bentuk dua dimensi tanpa banyak melibatkan emosi atau ekspresi dari penciptanya secara berlebihan. Dengan kata lain pengungkapan ekspresi pencipta yang dibatasi. Sebuah gambar yang lebih mengutamakan tema, cerita, atau gagasan penciptanya, sedangkan di dalam melukis pembuat bisa mengekspresikan obyek lukis sesuai daya kreatifnya.
Praktek melukis tidak sulit, karena di dalam melukis yang paling penting terdapat pada keberanian dan kemauan di dalam mencoretkan atau memulaskan garis dengan memakai berbagai media yang telah ada, media yang dipakai dalam melukis antaranya sebagai berikut : pena, pensil, kuas, pastel, tinta, krayon, cat minyak, cat air, cat poster dan lain sebagainya. Sedangkan dalam bidang menggambar yang dipakai bisa berupa kertas, kanvas atau yang lain.

2.    Tema Karya Seni Rupa Anak
Istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti tempat meletakkan suatu perangkat. Disebut demikian karena tema merupakan Inti atau ide dasar sebuah cerita. Tema merupakan ide pokok atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Menurut Keraf, tema merupakan suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis lewat karangan atau pun karya sastranya. Secara garis besar tema seni rupa dapat dibedakan menjadi enam jenis yaitu:
a.    Manusia dan dirinya sendiri
Dirinya sendiri dapat dijadikan objek perwujudan ungkapan cita rasa keindahan. Contoh : Pelukis Ekspresionis nusantara Affandi menjadikan dirinya  sebagai objek lukisan dengan judul “Potret Diri”.

b.    Hubungan manusia dengan manusia lain.
Manusia dalam mengekspresikan cita rasa keindahan  orang-orang sekitar  sebagai objek lukisan. Misal : Istrinya, anak, orang tua, saudara.
c.    Hubungan manusia dengan alam sekitarnya
Alam yang ada disekitar kita dapat juga dijadikan objek karya seni rupa
d.    Hubungan Manusia dengan Kegiatannya
Manusia dalam kehidupan sehari - hari selalu melakukan aktifitas  atau kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya
e.    Manusia dengan alam benda
Alam benda yang dijadikan obyek karya seni rupa bermacam-macam, seperti bentuk silindris, kubistis, atau bentuk bebas.
f.    Manusia dengan alam khayal
Dialam pikiran manusia sering muncul gagasan-gagasan, imajinasi atau khayalan. Bahkan khayalan yang ada dalam benak kita sering muncul dalam mimpi. Untuk mewujudkan khayalan  itu manusia mengekspresikan melalui karya seni rupa. Sehingga sering kita melihat karya seni rupa yang menampilkan alam yang tidak kita jumpai.

3.    Ciri Umum Lukisan Anak terdiri dari:
a.    Gaya wiracerita (heroisme)
Yaitu lukisan yang menggambarkan cerita kepahlawanan, kepatriotan. Pada kesempatan ini anaka akan mengungkapkan jiwa patriot misalnya: penokohan seseorang yang ditandai dengan tema perkelahiaan.
b.    Gaya dekoratif
Yaitu lukisan yang ditandai dengan munculnya bentuk-bentuk konturistik (berupa garis) dan jka warna yang dipilih berupa blok warna dengan sedikit nuansa (teknik menguraikan warna).
c.    Gaya komik
Gaya komik adalah ilustrasi gambar yang bersambung dari satu panel ke panel berikutnya. Dengan kata lain ilustrasi yang penuh gambar.

d.    Gaya potret
Gaya potret adalah ciri lukisan yang menggambarkan wajah seseorang, baik tokoh idola maupun tokoh yang sering bergaul dalam kehidupan sehari-hari. Gaya potret mengangkat objek dalam posisi bentuk wajah ¾ badan, kepala saja, dan utuh seluruh tubuh.

4.    Komposisi karya seni rupa anak
a.    Posisi tumpang tindih
Gambar Tumpang Tindih antara satu objek dengan objek-objek yang lainnya. Ada objek berada didepan yang menghalangi keberadaan objek-objek yang berada dibelakangnya atau sebaliknya. Pada tahap ini anak mulai ada pemahaman terhadap adanya unsur ruang dalam gambar.
b.    Bertumpu pada garis dasar
Unsur visual garis adalah dasar dari semua gambar. Ini adalah yang pertama dan paling serbaguna dari elemen-elemen visual. Garis dalam sebuah karya seni dapat digunakan dalam berbagai cara. Hal ini dapat digunakan untuk membuat bentuk, pola, struktur, pertumbuhan, kedalaman, jarak, irama, gerakan dan berbagai emosi dalam komposisi dalam seni rupa. Sebagai contoh garis vertikal menunjukkan kekuatan dan kepemimpinan. Garis horizontal dapat memberitahu Anda tentang jarak dan ketenangan. Garis diagonal biasanya berarti tindakan dan yang akan akan terjadi.
c.    Rebahan
Sifat  ini  merupakan  peristiwa  yang  lucu  namun  logis  buat  anak-anak. Disebut juga sifat tegak lurus atau sifat rabatemen. Benda apa saja yang berdiri tegak pada suatu garis dasar akan dilukis tegak lurus pada garis dasar  tersebut  meskipun  garis  dasar  itu  berbelok  atau  miring  arahnya. Akibatnya semua benda tampak rebah atau malah terjungkir
d.    Stereo type
Komposisi Stereo type disebut juga komposisi ritmis adalah susunan elemen bentuk yang diulang-ulang, sebagai contoh gambar padi pada kotak sawah.
e.    X-Ray atau transparent
X-Ray  (transparan),  misalnya ditunjukkan dengan  gambar  bunga  dan  pohon  yang seharusnya  akar-akarnya  berada  di dalam  tanah  atau  tidak  terlihat,  tetapi pada gambar ini tetap diperlihatkan

5.    Tipe gambar anak
a.    Haptic
Gambar  anak  yang memiliki  tipe haptik menunjukkan kecenderungan  ke arah  kebentukan  yang  lebih  visual-emosional  atau  upaya  penggambaran  secara subyektif  yang  berisi  tentang  ekspresi  pribadi  dalam  merespon  lingkungannya. Benda  yang  digambarkam  merupakan  reaksi  emosional  melalui  perabaan  dan penghayatannya  di  luar  pengamatan  visual.  Biasanya  benda  yang  dianggap penting  digambarkan  lebih  penting  dibuat  dengan  ukuran  lebih  besar dibandingkan dengan benda yang kurang penting. Dalam  gaya  lukisan,  gambar  anak  yang  bertipe  haptik  dapat  disamakan dengan  lukisan  bergaya  ekspresionisme.  Lukisan  ekspresionisme  adalah  karya lukis yang memperlihatkan ungkapan rasa secara spontan, dan sebagai pernyataan obyektif  dari  dalam  diri  pelukisnya  ( inner  states) . Lukisan yang bersifat ekspresionistis nampak berkesan sangat subyektif dari kebebasan pribadi masing-masing pelukisnya.
b.    Non-haptic
Non-haptic disebut juga tipe visual  yaitu  gambar  yang  mudah diidentifikasi oleh orang lain dan bentuk disusun  sesuai  dengan  cerita/hanya sekedar  menyusun  bentuk  sederhana.

2.3    Periodisasi Gambar Anak

1.    Periode gambar anak berdasarkan usia
a.    Masa coreng menyoreng (usia 1-4 tahun)
Pada  awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan  gerak motorik.  Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik  kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar. Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu:
1)    Corengan Tak Beraturan,
Ciri  gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
2)    Corengan Terkendali, dan
Corengan  terkendali  ditandai  dengan  kemampuan  anak  menemukan  kendali  visualnya  terhadap  coretan  yang  dibuatnya.  Hal  ini  tercipta  dengan  telah  adanya kerjasama  antara  koordiani  antara  perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
3)    Corengan Bernama.
Corengan  bernama  merupakan  tahap  akhir  masa  coreng  moreng.  Biasanya terjadi  menjelang  usia  3-4  tahun,  sejalan  dengan  perkembangan  bahasanya  anak  mulai  mengontrol  goresannya  bahkan  telah  memberinya  nama,  misalnya:  “rumah”, “mobil”,  “kuda”.  Hal  ini  dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

b.    Masa prabagan (preschematik) usia 4-7 tahun
Kecenderungan  umum  pada    tahap  ini,  objek  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri  yang  menarik  lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk  dasar  geometris  untuk  memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan  lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum  ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah,  coklat  atau  warna  lain  yang disenanginya. Penempatan  dan  ukuran  objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.

c.    Masa bagan (schematic) usia 7-9 tahun
Pada tahap ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang  makan  di  ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca).  Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang  seolah-olah  terbuat  dari  kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas.

d.    Masa realisme awal (drawing realism)
Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

e.    Masa realisme semu (pseudo Realism) usia 11-14 tahun
Pada masa ini, gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif). Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender, bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah, Koran dan lain-lain). Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak “Membebaskan” anak menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu, dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu. Tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan uraian permasalahan pada Bab II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1)    Secara garis besar manfaat belajar seni rupa bagi anak sebagai berikut: a) Seni rupa sebagai bahasa visual, b) Membantu pertumbuhan mental, dan c) Membantu mengembangkan bidang yang lain
2)    Karya seni rupa memiliki beberapa karakteristik dengan ciri umum lukisan anak meliputi gaya wiracerita, gaya dekoratif, gaya komik, gaya potret, serta karakteristik seni rupa memiliki tipa gambar haptic dan nn-haptic.
3)    Seccara umum  periodesasi gambar anak dapat dibedakan menjadi masa coreng menyoreng, masa prabagan, masa bagan, masa realisme awal, dan masa realisme semu.

3.2    Saran
Berkaitan dengan pembahasan permasalahan pada bab sebelumnya, maka disaran kepada:
1)    Mahasiswa sebagai calon guru dan guru-guru khususnya disekolah dasar agar dapat menggali dan lebih mengembangkan wawasan mengenai cara mengembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan peran aktif siswa melalui strategi pembelajaran Inquiry. Sehingga perkembangan ilmu pengetahuan semakin luas, dan proses penyaluran materi pembelajaran semakin efektif dan efisien.
2)    Masyarakat, untuk dapat lebih mengembangkan pengetahuan dan wawasannya mengenai cara mengembangkan pembelajaran yang mampu meningkatkan peran aktif siswa, khususnya melalui strategi pembelajaran Inquiry. Agar nantinya dapat menyalurkan pengetahuannya di tengah-tengah kehidupan  sosial.
3)    Pembaca, untuk dapat memberikan koreksi bagi penulis guna penyempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sipahelut, Atisah. 1995. Seni Rupa dan Desain. Jakarta: Erlangga
Sunaryo, Aryo. 2000. Nirmana, Buku paparan perkuliahan mahasiswa. Semarang: UNNES
Mulyasari,  Effy.2011.  Pedagogik  Praktis yang  Berkualitas.Rizqi  Press. Bandung.
MunandarUtami.  2004.  Perkembangan Kreativitas  Anak  Berbakat.  Pusat Perbukuan Depdiknas. Jakarta.
Nazir,  Moh.  2005.  Metode  Penelitian. Ghalia Indonesia.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!

PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DAN PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP DAN PENYUSUNAN RANCANGAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

2.3 Penyusunan Rancangan Pembelajaran Kelas Rangkap
2.3.1    Cara penilaian terhadap pelaksanaan PKR
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penilaian terhadap pelaksanaan PKR yaitu:
1.    Mengecek keterlaksanaan jadwal
2.    Mengecek keterlaksanaan pembelajaran di kelas-kelas yang dirangkap
3.    Mencatat materi pelajaran yang tidak sempat diajarkan
4.    Mencatat kegiatan yang tertunda
5.    Mencatat tugas-tugas yang harus diberikan kepada murid hari Minggu berikutnya
6.    Mencatat pertanyaan siswa yang belum terjawab
7.    Mencatat siswa-siswa yang belum terlibat aktif dalam belajar
8.    Mencatat hal-hal yang perlu diperbaiki dalam PKR
9.    Mencatat hal-hal yang memuaskan dan mengecewakan anda sebagai guru dalam PKR
10.    Mencatat hal-hal yang perlu dibicarakan dengan guru lain
  
2.3.2 Bagaimana memanfaatkan hasil penilaian proses belajar murid dalam memperbaiki PKR
Perbaikan program dan proses pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan program dan kegiatan pembelajaran. Misalnya, guru dapat mengambil keputusan terbaik dan cepat untuk memberikan bantuan optimal kepada kelas dalam mencapai kompetensi yang telah ditargetkan dalam kurikulum, atau guru harus mengulang pelajaran dengan mengubah strategi pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajarannya.
2.4    Petunjuk pelaksanaan praktik mata kuliah PKR
2.4.1    Penyusunan rancangan pembelajaran kelas rangkap
1.    Menetapkan model PKR, secara umum ada 3 model yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran yaitu: 1) Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan; 2) Model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu; 3) Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas untuk mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan.
2.    Menyusun rancangan PKR untuk kegiatan praktik dan simulasi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berisi langkah-langkah pembelajaran secara rinci (kegiatan awal, inti, dan penutup) dan merupakan pengembangan dari silabus yang ada. Strategi pengajaran dan pengorganisasian peserta didik juga harus nampak dalam RPP.
Hal yang perlu mendapat penekanan di sini adalah:
a.    Guru tidak mengajar dua kelas tepisah secara bergantian dengan program yang berbeda.
b.    Pembelajaran dilakukan secara tematik, namun untuk kompetensi-kompetensi tertentu yang tidak dapat diikat dengan tema tetap diajarkan secara terpisah.
c.    Strategi pembelajaran yang dipilih guru dalam kelas rangkap disesuaikan dengan banyaknya jumlah peserta didik dan dengan menggunakan kombinasi berbagai metode pembelajaran.
d.    Strategi pembelajaran hendaknya mencerminkan pembelajaran yang berbeda dan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan).

2.4.2    Pelaksanaan praktek dan simulasi pembelajaran kelas rangkap
Berikut ini rambu-rambu pelaksanaan praktek PKR di kelas:
a.    Konsultasikan proses praktek PKR yang harus dengan kepala sekolah dan meminta izin untuk praktek. Kemudian mencari teman sejawat sesama guru dari tingkat kelas yang berbeda untuk dimintai bantuannya sebagai mitra mengajar dan mengobservasi penampilan selama melakukan praktek PKR.
b.    Menyiapkan siswa-siswa di kelas dan menerangkan skenario praktek PKR yang akan dilakukan.

2.4.3    Alat penilaian pelaksanaan praktek dan simulasi pembelajaran kelas rangkap

Contoh: Lembar Penilaian Simulasi Pembelajaran Kelas Rangkap
Identitas
1.    Nama Mahasiswa    :
2.    N I M        :
3.    Model PKR    : 221 / 222 (Pilih Salah Satu)
4.    Tema / Topik    :
5.    Kelas / Semester    :

Berilah tanda check (√) pada salah satu pilihan antara skala penilaian 1, 2, 3, 4, atau 5 sesuai hasil pengamatan tutor, dan isilah dengan berapa menit para mahasiswa menghabiskan waktu simulasi untuk masing-masing aspek perilaku yang ditampilkan. Apabila ada komentar khusus mengenai aspek yang diamati dapat diuraikan pada kotak komentar di bawahnya.

Perumusan Tujuan, Penataan Materi dan Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap

Perumusan Tujuan, Penataan Materi dan Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap

Dalam pembelajaran kelas rangkap guru dituntut dapat memberikan perlakuan atau pelayanan yang juga beraneka ragam atas semua unsur yang mengandung unsur  perbedaan. Keanekaragaman yang seperti tersebut tidak lagi menjadi penghalang atau  penghambat bagi guru untuk menciptakan suasana belajar yang bermakna (berarti dan  berguna).

***Pengemasan pengalaman belajar dalam PKR***

Untuk dapat menggapai proses belajar yang efektif dan bermakna dalam situasi pembelajaran merangkap kelas seorang guru perlu melakukan perencanaan yang baik. Dalam perencanaan ini tercakup  rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1)    Menggunakan standar isi untuk mengembangkan indikator dan pengalaman belajar.
2)    Merumuskan indikator atas dasar analisis muatan kompetensi dasar.
3)    Merumuskan pengalaman belajar sesuai indikator yang dirumuskan.
4)    Merumuskan pembelajaran kelas rangkap.
5)    Memilih sumber dan media belajar untuk mendukung pembelajaran kelas rangkap.
Secara teoritis ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menetapkan topik pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran kelas rangkap. Berorientasi pada tujuan artinya bahwa topik yang dipilih harus bertolak dari tujuan dan tearah pada tujuan.
1.    Disesuaikan dengan karakteristik siswa artinya bahwa penetapan topik yang terpadu atau terpisah selalu mengingat dan memperhatikan keadaan siswa
2.    Disesuaikan dengan kemampuan pengelolaan guru artinya guru perlu menyadari kemampuannya dalam mengelola PKR dengan topik yang telah dipilihnya.
3.    Layak sarana pendukung artinya guru memanfaatkan sarana pendukung belajar yang tersedia dan atau dapat diadakan.
4.    Tidak bersifat dipaksakan artinya guru tidak memaksakan diri karena dorongan atau desakan pihak luar hanya karena sekedar untuk turut ramai-ramai

*** Cara memilih substansi belajar ***

Untuk dapat melakukan pemilihan materi yang memadai perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
1.    Mendukung ketercapaian kompetensi  dasar dan indikator
2.    Berkaitan erat dengan materi sebelumnya
3.    Didukung oleh sarana dan sumber belajar yang  tersedia atau dapat disediakan.
4.    Sesuai dengan perkembangan mental murid
5.    Menjadi dasar bagi studi lebih lanjut   
Bahan belajar yang dipilih harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan demikian pada murid akan terjadi proses belajar yang bermakna atau meaningful.

*** Cara menyusun rancangan kegiatan belajar ***

Dalam menyusun rancangan kegiatan belajar guru perlu menetapkan langkah-langkah sebagai berikut :
1.    Orientasi dan pendahuluan
Guru menetapkan tujuan, langkah dan materi
2.    Pengembangan
Guru menjelaskan konsep atau keterampilan, mendemonstrasikan model atau langkah dan mengecek pengertian siswa
3.    Latihan terstruktur
Guru memandu kegiatan kelompok siswa, dan memberikan balikan kepada siswa, dan siswa memberikan tanggapan
4.    Latihan terbimbing
Siswa berlatih memahami konsep baru atau keterampilan, guru memantaunya dan selanjutnya siswa berlatih lebih lanjut di luar kelas.
5.    Latihan bebas dan mandiri
Guru memeriksa dan membetulkan hasil latihan di luar kelas dan siswa melanjutkan latihan mandiri.

*** Cara memilih sumber dan media belajar ***

Secara sederhana media belajar mencakup bahan dan alat  audio seperti kaset audio dan siaran radio, bahan dan alat visual seperti TV, gambar, dan diagram, benda tiruan dan benda sesungguhnya. Semua bahan dan alat tersebut digunakan untuk membantu siswa dalam belajar. Dalam pelaksanaan PKR terutama di SD yang kecil dan memiliki banyak kekurangan dalam sarana belajar, pemilihan media haruslah sesuai dengan lingkungan dan tepat guna. Layak lingkungan artinya media yang dipakai itu tersedia di lingkungan sekitar dengan demikian guru dan siswa dapat memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan. Tepat guna artinya meskipun media tersebut tidak sepenuhnya memenuhi syarat ideal tapi masih tetap berfungsi membantu siswa belajar.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!

Analisis Setruktur Kurikulum SD dan Prosedur Dasar Pengembangan Pembelajaran Kelas Rangkap

Analisis Setruktur Kurikulum SD dan Prosedur Dasar Pengembangan Pembelajaran Kelas Rangkap

Kurikulum dapat diartikan sebagai program pendidikan yang harus ditempuh untuk mendapatkan status atau kemampuan tertentu. Mulai tahun 2006 dengan ditetapkannya standar isi dan standar kompetensi lulusan (SKL) dalam PerMendiknas no 22 tahun 2006, No 23 tahun 2006, dan No 24 tahun 2006 mulai diterapkan secara bertahap pengembangan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan sebagai pelaksanaan dari pasal 37 UU Sisdiknas No 20 tahun 2003. Mulai tahun 2006 model kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dikembangkan dan dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan pada setiap kabupaten dan kota.

***Karakteristik Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan***

Kurikulum untuk tingkat satuan pendidikan di Sekolah Dasar (KTSP SD/ MI) memiliki karakteristik sebagai berikut:

a)    Kelompok Mata Pelajaran
Merujuk pada peraturan pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 6 ayat (1) kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan untuk menengah berlaku pengelompokan mata pelajaran sebagai berikut: 1) kelompok mata  pelajaran agama dan akhlak mulia, 2) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, 3) kelompok mata  pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, 4) kelompok mata  pelajaran estetika, 5) kelompok mata  pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan.

b)    Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Prinsip ini secara operasional menuntut terlaksananya kurikulum yang memungkinkan peserta didik mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan agar tercapainya ketuntasan kompetensi secara optimal.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
5.Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c)    Prinsip – Prinsip Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dikenal tujuh prinsip pokok. Ketujuh prinsip itu antara lain: 1) Siswa harus mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan menyenangkan; 2) Menegakkan 5 pilar belajar: (a) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses belajar (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; 3) Siswa mendapatkan layanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan, percepatan; 4) Suasana hubungan siswa dan guru yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat; 5) Menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar; 6) Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya, serta kekayaan daerah; 7) Diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antar kelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

d)     Struktur kurikulum SD/ MI
Dalam standar isi dinyatakan bahwa Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran yang berpedoman pada ketentuan sebagai berikut: 1) Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri (kegiatan ekstrakurikuler); 2) Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/ MI merupakan “IPA Terpadu” dan “IPS Terpadu”; 3) Pembelajaran pada kelas I s/d III dilaksanakan dengan pendekatan tematik, sedangkan pada kelas IV s/d VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran; 4) jam pelajaran untuk setiap mata pelajaran dilakukan sebagaimana tertera dalam sruktur kurikulum, satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan; 5) alokasi waktu satu jam pelajaran adalah 35 menit; 6) minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 34-38 minggu.
 

***Prosedur Dasar Pengembangan Kerangka Rencana Pembelajaran***

Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari instructional berasal dari kata instruction yang secara khusus diartikan sebagai upaya menciptakan kondisi yang memungkinkan seseorang belajar. Proses pengembangan pembelajaran secara konseptual terkait erat pada unsur-unsur dasar kurikulum yaitu, tujuan, materi pembelajaran, pengalaman belajar dan penilaian hasil belajar (Tyler 1954; Taba 1962)
Dalam menyusun perencanaan atau prosedur pembelajaran ini tercakup serangkaian kegiatan yaitu, menggunakan Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), merumuskan tujuan belajar, memilih bahan belajar, dan menyusun rancangan kegiatan belajar. 1) Menggunakan GBPP. Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) merupakan berisikan apa-apa yang harus diajarkan pada murid. Dengan perkataan lain GBPP apa saja yang harus dikembangkan oleh guru sebagai bahan ajar. Jadi GBPP memuat garis besar materi yang berupa pokok dan sub pokok bahasan, juga tujuan tujuan kurikuler, dan tujuan pembelajaran umum.
Prosedur dasar pengembangan pembelajaran merupakan disain atau cetak biru pembelajaran. Prosedur dasar pengembangan pembelajaran merupakan istilah  baru, istilah lama disebut Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Disain pembelajaran sebagai suatu prosedur dasar pembelajaran, dalam menyusun rencana atau persiapan pembelajaran dan bahan pembelajaran memiliki langkah-langkah yang sistematis. Rencana atau persiapan pembelajaran, modul, bahan tutorial dan bentuk sarana pendidikan lainnya merupakan hasil dari disain pembelajaran. Menurut (Tyler, 1989; dan Taba, 1982) unsur-unsur dasar yang ada dalam kurikulum yaitu tujuan pembelajaran, materi pelajaran, pengalaman belajar, dan evaluasi hasil belajar sangat berhubungan erat dengan proses pengembangan  pembelajaran. Semua unsur dasar tersebut dikembangan dalam rencana  pembelajaran, dan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran harus sesuai dengan rencana. Model pembelajaran Dick dan Corey (1990) menggunakan  penerapan pendekatan sistem. Pembelajaran dipandang sebagai suatu kesatuan untuk dari komponen tujuan, materi, pengalaman belajar, dan evaluasi, yang satu sama lain saling berinterakasi. Berikut diagram prosedur dasar pengembangan rencana pembelajaran
Gambar 6.1 Prosedur Dasar Pengembangan Rencana Pembelajaran (RPP)
Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!

Periodisasi Gambar Anak // Apresiasi Karya Seni Rupa // By Sumayasa Blogspot

Periodisasi Gambar Anak // Apresiasi Karya Seni Rupa // By Sumayasa Blogspot


1.    Periode gambar anak berdasarkan usia

a.    Masa coreng menyoreng (usia 1-4 tahun)
Pada  awalnya,  coretan  hanya  mengikuti  perkembangan  gerak motorik.  Biasanya,  tahap  pertama  hanya  mampu  menghasilkan  goresan  terbatas, dengan arah vertikal atau horizontal. Hal  ini tentunya berkaitan dengan kemampuan motorik  anak  yang  masih  mengunakan  motorik  kasar.  Kemudian,  pada perekembangan  berikutnya  penggambaran  garis  mulai  beragam  dengan  arah  yang bervariasi pula. Selain itu mereka juga sudah mampu mambuat garis melingkar. Periode ini  terbagi ke dalam  tiga tahap, yaitu:
1)    Corengan Tak Beraturan,
Ciri  gambar yang dihasilkan anak pada tahap  corengan tak beraturan  adalah bentuk  gembar  yang  sembarang,  mencoreng  tanpa  melihat  ke  kertas,  belum  dapat membuat corengan berupa lingkaran dan memiliki semangat yang tinggi.
2)    Corengan Terkendali, dan
Corengan  terkendali  ditandai  dengan  kemampuan  anak  menemukan  kendali  visualnya  terhadap  coretan  yang  dibuatnya.  Hal  ini  tercipta  dengan  telah  adanya kerjasama  antara  koordiani  antara  perkembangan  visual  dengan  perkembamngan motorik.  Hal  ini  terbukti  dengan  adanya  pengulangan  coretan  garis  baik  yang  horizontal , vertical, lengkung , bahkan lingkaran.
3)    Corengan Bernama.
Corengan  bernama  merupakan  tahap  akhir  masa  coreng  moreng.  Biasanya terjadi  menjelang  usia  3-4  tahun,  sejalan  dengan  perkembangan  bahasanya  anak  mulai  mengontrol  goresannya  bahkan  telah  memberinya  nama,  misalnya:  “rumah”, “mobil”,  “kuda”.  Hal  ini  dapat  digunakan  oleh  orang  tua  atau  guru  pada  jenjang pendidikan  usia  dini  (TK)  dalam  membangkitkan  keberanianan  anak  untuk mengemukakan  kata-kata  tertentu  atau  pendapat  tertentu  berdasarkan  hal  yang digambarkannya.

b.    Masa prabagan (preschematik) usia 4-7 tahun
Kecenderungan  umum  pada    tahap  ini,  objek  yang  digambarkan  anak biasanya  berupa  gambar  kepala-berkaki.  Sebuah  lingkaran  yang  menggambarkan kepala kemudian pada bagian bawahnya ada dua garis sebagai pengganti kedua kaki.  Ciri-ciri  yang  menarik  lainnya  pada  tahap  ini  yaitu  telah  menggunakan bentuk-bentuk  dasar  geometris  untuk  memberi  kesan  objek  dari  dunia  sekitarnya. Koordinasi  tangan  lebih  berkembang.  Aspek  warna  belum  ada  hubungan  tertentu dengan  objek,  orang  bisa  saja  berwarna  biru,  merah,  coklat  atau  warna  lain  yang disenanginya. Penempatan  dan  ukuran  objek  bersifat  subjektif,  didasarkan  kepada kepentingannya. Ini  dinamakan  dengan  “perspektif batin”. Penempatan objek dan penguasan ruang belum dikuasai anak pada usia ini.

c.    Masa bagan (schematic) usia 7-9 tahun
Pada tahap ini konsep bentuk mulai tampak lebih jelas. Anak cenderung mengulang bentuk. Gambar      masih  tetap  berkesan  datar  dan  berputar  atau  rebah  (tampak  pada penggambaran pohon di kiri kanan jalan yang dibuat tegak lurus dengan badan jalan, bagian  kiri  rebah  ke  kiri,  bagian  kanan  rebah  ke  kanan).  Pada  perkembangan selanjutnya kesadaran ruang muncul dengan dibuatnya garis pijak (base line). Penafsiran  ruang  bersifat  subjektif,  tampak  pada  gambar  “tembus  pandang” (contoh:  digambarkan  orang  makan  di  ruangan,  seakan-akan  dinding  terbuat  dari kaca).  Gejala  ini  disebut  dengan  idioplastis  (gambar  terawang,  tembus  pandang). Misalnya  gambar  sebuah  rumahyang  seolah-olah  terbuat  dari  kaca  bening,  hingga seluruh isi di dalam rumah kelihatan dengan jelas. 

d.    Masa realisme awal (drawing realism)
Pada  periode  Realisme  Awal,  karya  anak  lebih  menyerupai  kenyataan. Kesadaran perspektif mulai muncul, namun berdasarkan penglihatan sendiri. Mereka menyatukan  objek  dalam  lingkungan.  Perhatian  kepada  objek  sudah  mulai rinci.  Namun  demikian,  dalam  menggambarkan  objek,  proporsi  (perbandingan ukuran) belum dikuasai sepenuhnya.  Pemahaman  warna  sudah  mulai disadari. Penguasan konsep  ruang mulai  dikenalnya sehingga  letak  objek  tidak lagi  bertumpu  pada  garis  dasar,  melainkan  pada  bidang  dasar  sehingga  mulai ditemukan  garis  horizon.  Selain  dikenalnya  warna  dan  ruang,  penguasaan  unsur  desain seperti keseimbangan dan irama mulai dikenal pada periode ini.
Ada  perbedaan  kesenangan  umum,  misalnya:  anak  laki-laki  lebih  senang kepada menggambarkan kendaraan, anak perempuan kepada boneka atau bunga.

e.    Masa realisme semu (pseudo Realism) usia 11-14 tahun
Pada masa ini, gambar yang dibuat sesuai dengan obyek yang dilihatnya, sehingga timbul minat terhadap naturalisme, terutama pada anak yang bertipe visual. Anak menjadi kritis terhadap karyanya sendiri. Ia mulai memperhitungkan kualitas tiga dimensi (perspektif). Mereka mampu menyerap apa yang mereka lihat, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti dari buku-buku komik, kalender, bahkan dari media visual lainnya (televisi, majalah, Koran dan lain-lain). Oleh karenanya, alangkah lebih baiknya apabila sebagai orang tua kita mau mengambil langkah pertama, membuat suatu perubahan dalam membebaskan kreatifitas anak “Membebaskan” anak menggambar sama dengan membebaskan anak dalam menuangkan imajinasi dan mengungkapkan dirinya melalui gambar. Melalui menggambar, secara tanpa disadari anak dapat belajar memecahkan persoalan yang dihadapi. Dengan menggambar anak dapat bermain dan berekspresi dengan sepuas-puasnya. Jadi, tugas guru dan orang tua sebaiknya tidak mengajarkan konsep pendidikan seperti di masa lalu, dimana anak dianggap sebagai mahluk yang lemah, serba tidak tahu. Tugas orang dewasa hanyalah mengembangkannya secara alami.

Terimakasih telah berkunjung di Blog kami dan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat. Setiap Follow, Subscribe, Like, dan Share Sangat Memotovasi saya untuk terus berkarya... Sampai jumpa.!!!

Soal IPA Kelas 4 SD Tentang Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit Dan Kunci Jawaban // sumayasadumedukasi.blogspot.com

Soal IPA Kelas 4 SD Tentang Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit Dan Kunci Jawaban // sumayasadumedukasi.blogspot.com

Mata Pelajaran    : IPA
Kelas/Semester    : IV/ Genap
Waktu            : 40 menit   
Nama            : .............
Pokok Bahasa        : Perubahan kenampakan bumi dan benda langit.

Petunjuk :
1.    Tulis terlebih dahulu nama dan nomor absen pada lembar jawabanmu!
2.    Bacalah soal dengan teliti, jika ada yang kurang jelas tanyakan pada pengawas!
3.    Kerjakansoal yang kamu anggap lebih mudah terlebih dahulu!
4.    Periksalah kembali pekerjaanmu sebelum lembar jawaban dan lembar sosal kamu serahkan!

*Selamat Bekerja*

A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar!

1.    Jika  air  hujan  tidak  tertampung  oleh  sungai,  danau,  dan  tanah, akan terjadi ....
a.  badai
b.  gempa bumi
c.  banjir
d.  gunung meletus
2.    Bencana alam yang terjadi akibat pengaruh  gempa  bumi  di  dasar laut ialah ....
a.  longsor
b.  tsunami
c.  badai
d.  angin puting beliung
3.    Hal  yang  akan  terjadi  akibat pengikisan  tanah  oleh  air  dan  angin ialah ....
a.  erosi
b.  banjir
c.  tanah amblas
d.  ombak
4.    Abrasi dipengaruhi oleh ....
a.  permukaan air laut
b.  aliran air hujan cukup kuat
c.  gelombang laut
d.  gempa
5.    Berikut ini, yang dapat mencegah  longsor di daerah persawahan di  daerah miring ialah ....
a.  menanami dengan tanaman
b.  tidak  membuang sampah sembarangan
c.  membuat daerah resapan air
d.  membuat terasering
6.    Perputaran Bumi terhadap porosnya disebut . . . .
a. revolusi
b. abrasi
c. rotasi
d. erosi
7.    Pasang naik dan pasang surut air laut terjadi karena . . . .
a. gaya gravitasi bulan
b. gaya gravitasi bumi
c. gaya gravitasi bintang
d. gaya gravitasi matahari
8.    Bagian permukaan Bumi yang membelakangi matahari, akan mengalami . . . .
a. pagi hari
b. siang hari
c. sore hari
d. malam hari
9.    Di bawah ini termasuk benda-benda langit, kecuali. . . .
a. bulan
b. bumi
c. bintang
d. Matahari
10.    Pasang tertinggi terjadi saat fase ....
a. bulan sabit
b. bulan purnama
c. bulan cembung
d. bulan cekung
11.    Perhatikan gambar berikut.

Kenampakan daratan seperti gambar di atas disebabkan oleh...
a. abrasi
b. deflasi
c. kebakaran hutan
d. gempa bumi
12.    Pada siang hari bumi tampak terang karena ....
a. bumi dekat dengan bulan
b. bumi mendapat cahaya dari matahari
c. bumi dekat dengan bintang
d. bumi mendapat cahaya dari bulan
13.    Benda langit yang memancarkan cahaya sendiri disebut ....
a. bulan
b. bintang
c. satelit
d. roket
14.    Bulan tidak mengeluarkan cahaya sendiri, melainkan memantulkan cahaya dari ....
a. listrik
b. meteor
c. satelit
d. Matahari
15.    Perhatikan pernyataan berikut.
i.    Melakukan tebang pilih
ii.    Melakukan reboisasi hutan
iii.    Membuat sengkedan di lahan miring
iv.    Menerapkan sistem tebang pilih pohon dan mengganti dengan sayuran.
Upaya pencegahan tanah longsor yang tepat adalah adalah nomor....
a. i, ii, dan iii
b. i dan ii
c. ii dan iv
d. hanya iv
16.    Bintang tampak berkedip-kedip dan kecil dari penglihatan kita. Hal itu disebabkan ....
a. bintang bentuknya bulat dan kecil
b. bumi lebih besar dari bintang
c. bintang lebih kecil dan lebih redup daripada matahari
d. bintang letaknya sangat jauh dari bumi
17.    Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan perubahan kenampakan muka bumi adalah....
a. angin
b. air
c. matahari
d. semua benar
18.    Erosi yang menyebabkan pengikisan bebatuan oleh angin disebut....
a. deflasi
b. abrasi
c. matahari
d. eksarasi
19.    Angin adalah udara yang bergerak dari suhu udara yang...
a. bertekanan rendah ke tekanan tinggi
b. bertekanan sama
c. bertekanan tinggi ke tekanan rendah
d. sama-sama bertekanan tinggi.
20.    Perhatikan gambar berikut.

Rasi bintang di atas adalah....
a. scorpion
b. waluku
c. pari
d. biduk
21.    Bencana banjir di kota-kota disebabkan oleh....
a. sampah dan pendangkalan sungai
b. pelebaran sungai dan pemukiman
c. perusakan hutan dan pemukiman
d. limbah cair dan pabrik
22.    Pada malam hari, bumi tampak gelap. Hal ini disebabkan oleh ....
a. bumi menjauhi matahari
b. bumi menjauhi bulan
c. bumi tidak mendapatkan cahaya dari bulan
d. bumi tidak mendapatkan cahaya dari matahari
23.    Perputaran bumi mengelilingi matahari disebut ....
a. abrasi
b. rotasi
c. revolusi
d. transformasi
24.    Fase bulan yang ditandai seluruh permukaan bulan yang disinari menghadap ke bumi disebut ....
a. bulan baru
b. bulan cembung
c. bulan sabit
d. bulan purnama
25.    Benda langit yang tidak memancarkan cahaya sendiri, kecuali....
a. bulan
b. bintang
c. satelit
d. roket

B.  Isilah titik-titik pada soal berikut dengan jawaban yang tepat.
1.    Pengikisan daratan tepi pantai oleh air laut disebut . . . .
2.    Keadaan permukaan air laut yang turun disebut . . . .
3.    Benda langit yang dapat memancarkan cahaya sendiri disebut . . . .
4.    Bencana alam yang disebabkan oleh angin adalah ....
5.    Penyebab tanah longsor di daerah pegunungan adalah....
6.    Erosi air laut atau abrasi dapat dicegah dengan cara....
7.    Agar tanah yang miring tidak terjadi erosi, maka harus dilakukan....
8.    Bulan purnama memiliki ciri-ciri....
9.    Rasi bintang yang menyerupai kalajengking disebut....
10.    Kemarau yang panjang dapat menyebabkan terjadinya....

C.  Jawablah soal-soal berikut dengan singkat dan jelas.
1.    Sebutkan faktor­faktor yang dapat mengubah kenampakan di permukaan  bumi !
2.    Tuliskan manfaat yang diperoleh manusia dari pasang dan surut air laut!
3.    Jelaskan terjadinya pergantian siang dan malam hari !
4.    Jelaskan penyebab terjadinya tanah longsor ! kemudian tuliskan upaya pencegahannya !
5.    Gambarlah 4 contoh rasi bintang yang kamu ketahui !

Kunci Jawaban IPA kelas 4 SD
Bagian A   
1.    C         11. A                21. A
2.    B         12. B                22. D
3.    A         13. B                23. C
4.    C         14. D                24. D
5.    D         15. A                25. B
6.    C         16. D
7.    A         17. D
8.    D         18. A
9.    B         19. C
10.    B       20. A

Bagian B
1.    Abrasi
2.    Pasang surut
3.    Bintang
4.    Angin topan, badai, dan puting beliung
5.    Curah hujang yang tinggi dan Hutan gundul
6.    Menanam bakau di tepi pantai
7.    Membuat teras sering dan menanami pohon
8.    Bulan terlihat memancarkan cahaya penuh
9.    Rasi Scorpio
10.    Kekeringan dan kebakaran hutan.

Bagian C
1.    Faktor alami seperti: banjir, tanah longsor, bencana alam, badai, dll.
       Faktor buatan seperti : Penebangan hutan, dan penambangan
2.    1) Petani garam memanfaatnya untuk membuat garam. Saat pasang air laut mengisi petak-petak garam,  ketika surut air laut yang mengandung garam tertinggal dalam petak-petak. 2) Pada saat pasang naik para nelayan mencari ikan. 3) Kapal-kapal besar dapat berlabuh di dermaga pada saat pasang naik.
3.    Terjadinya siang dan malam tersebut disebabkan oleh gerakan berputar Bumi pada porosnya selama mengorbit Matahari. Dikarenakan Bumi yang mengelilingi Matahari, maka posisi Matahari adalah tetap. Gerakan berputar Bumi pada porosnya atau yang sering disebut rotasi Bumi, mengakibatkan permukaan Bumi yang terkena sinar Matahari berubah bergantian sejalan dengan kecepatan Bumi berputar. Permukaan Bumi yang terkena sinar Matahari akan mengalami keadaan terang atau siang dan sebaliknya, yang tidak terkena sinar Matahari akan mengalami keadaan gelap atau malam.
4.    Tanah longsor disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dan hutan yang gundul sehingga tidak dapat menyerap air hujan, serta terjadinya pendakalan sungai akibat pembuangan sampah. Untuk itu perlu dilakukan upay pencegahan tanah longsor dengan cara: 1) tidak menebang hutang secara liar, 2) melakukan sistem tebang pilih, 3) melakukan reboisasi, dan 4) tidak membuang sampah ke sungai.
5.    Gambar rasi bintang.

SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3

 SOAL PENILAIAN HARIAN: KELAS 6 TEMA 9 SUBTEMA 3 Memuat… Waktu Pengerjaan: 20:00 menit!